Distanak Sultra ungkap Tren Positif Populasi Sapi Potong di Sulawesi Tenggara Meningkat Signifikan pada 2024. Foto: Ist
KENDARI, NOTIFSULTRA.ID – Populasi ternak sapi potong di Sulawesi Tenggara kembali menunjukkan tren peningkatan yang signifikan dari tahun 2023 ke 2024.
Berdasarkan data terbaru dari Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Sulawesi Tenggara, total populasi sapi potong meningkat dari 200.279 ekor pada 2023 menjadi 235.685 ekor pada 2024, atau naik sekitar 17,7 persen.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Sulawesi Tenggara, La Ode Muhammad Rusdin Jaya, menyebutkan bahwa peningkatan ini mencerminkan hasil dari program pengembangan peternakan dan pemberdayaan peternak lokal yang terus digencarkan.
“Kami terus berupaya mendukung para peternak melalui penyediaan pakan berkualitas, pelatihan teknis, serta optimalisasi manajemen peternakan. Hasil ini membuktikan bahwa kerja keras bersama pemerintah dan peternak telah membuahkan hasil positif,” ujarnya.
Data menunjukkan bahwa hampir semua kabupaten/kota di Sulawesi Tenggara mengalami peningkatan populasi sapi potong. Berikut adalah beberapa wilayah dengan kenaikan populasi yang menonjol:
1. Bombana mencatat lonjakan tertinggi, dari 35.051 ekor pada 2023 menjadi 53.762 ekor pada 2024, atau meningkat 53 persen.
2. Muna juga mengalami pertumbuhan pesat, dari 19.972 ekor pada 2023 menjadi 27.964 ekor pada 2024, naik 40 persen.
3. Konawe Selatan tetap menjadi penyumbang populasi terbesar di Sulawesi Tenggara, dengan peningkatan dari 51.758 ekor pada 2023 menjadi 53.900 ekor pada 2024.
4. Konawe mengalami kenaikan moderat dari 18.835 ekor pada 2023 menjadi 20.907 ekor pada 2024.
5. Buton mencatat peningkatan dari 5.004 ekor pada 2023 menjadi 5.357 ekor pada 2024.
Populasi Sapi Potong di Sulawesi Tenggara Meningkat Signifikan pada 2024. Foto: Ist
Wilayah perkotaan seperti Kota Kendari dan Kota Bau-Bau juga turut mengalami kenaikan meskipun dalam jumlah yang relatif kecil, yakni masing-masing dari 1.699 ekor menjadi 1.721 ekor dan dari 1.037 ekor menjadi 1.053 ekor.
Selain itu, sejumlah Kabupaten juga menunjukkan peningkatan terhadap ternak sapi potong seperti Kolaka, tahun 2023: 14.416 ekor, 2024: 14.665 ekor, Konawe Selatan 2023: 51.758 ekor, 2024: 53.900 ekor. Wakatobi 2023: 659 ekor, 2024: 700 ekor. Buton Tengah, 2023: 4.476 ekor, 2024: 4.655 ekor.
Serta, Kolaka Utara, 2023: 2.495 ekor, 2024: 2.890 ekor, Buton Utara, 2023: 4.399 ekor, 2024: 4.586 ekor, Konawe Utara 2023: 9.020 ekor, 2024: 10.050 ekor, Kolaka Timur, 2023: 8.595 ekor, 2024: 9.431 ekor, Konawe Kepulauan 2023: 3.526 ekor, 2024: 4.228 ekor, Muna Barat, 2023: 18.461 ekor, 2024: 18.896 ekor, Buton Selatan 2023: 876 ekor, 2024: 920 ekor.
La Ode Muhammad Rusdin Jaya mengungkapkan beberapa faktor utama yang mendorong peningkatan populasi sapi potong ini:
1. Pengelolaan Pakan: Pemerintah telah memastikan ketersediaan pakan berkualitas tinggi yang sesuai dengan kebutuhan peternak.
2. Peningkatan Kesehatan Ternak: Program vaksinasi dan pengawasan kesehatan ternak semakin intensif, sehingga tingkat kematian ternak menurun.
3. Peningkatan Minat Peternak: Banyak peternak baru yang mulai terlibat dalam usaha peternakan, berkat dorongan insentif pemerintah.
Populasi Sapi Potong di Sulawesi Tenggara Meningkat dari tahun 2023 ke 2024. Foto: Ist
Dengan tren positif ini, Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Sulawesi Tenggara optimistis dapat mencapai target jangka panjang pengembangan peternakan.
Populasi sapi potong yang meningkat bukan hanya mendukung kebutuhan konsumsi daging lokal tetapi juga membuka peluang ekspor ke wilayah lain di Indonesia.
“Langkah selanjutnya adalah meningkatkan nilai tambah melalui pengolahan produk daging dan memperluas pasar, termasuk memasok kebutuhan daging untuk wilayah lain di luar Sulawesi Tenggara,” tambah La Ode Muhammad Rusdin Jaya.
Peningkatan populasi sapi potong ini tidak hanya mencerminkan keberhasilan program peternakan, tetapi juga menunjukkan potensi besar sektor ini dalam mendukung pertumbuhan ekonomi lokal. Peternak di Sulawesi Tenggara kini memiliki prospek cerah untuk berkembang lebih jauh di masa depan.
Laporan: La Ode Andi Rahmat