Kadis Tanak Sultra beber Regenerasi Petani di Sultra, Strategi Penting Wujudkan Swasembada Pangan. Foto: Ist
KENDARI, NOTIFSULTRA.ID – Regenerasi petani menjadi salah satu langkah strategis yang penting dalam mewujudkan swasembada dan ketahanan pangan di Sulawesi Tenggara.
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Sulawesi Tenggara, La Ode Muhammad Rusdin Jaya, menegaskan pentingnya pembaruan generasi petani untuk mendukung upaya tersebut.
Menurut Rusdin, regenerasi petani bertujuan meningkatkan kualitas sumber daya manusia di sektor pertanian melalui berbagai program, seperti penyuluhan, sekolah lapang, dan pelatihan bagi penyuluh pertanian. Hal ini bertujuan menciptakan petani milenial yang inovatif dan berdaya saing.
“Kita berharap dapat melahirkan petani milenial yang lebih profesional. Di beberapa negara maju, petani sudah menjadi profesi prestisius. Kita juga ingin menciptakan kondisi serupa, di mana petani Indonesia tidak hanya bekerja keras di lapangan tetapi juga mampu bersaing dengan memanfaatkan teknologi,” ujarnya.
Rusdin mengingatkan ancaman krisis pangan yang diprediksi akan terjadi di Indonesia pada 2040. Menurutnya, hal ini harus diantisipasi dengan memperkuat sektor pertanian lokal. Salah satu upayanya adalah meningkatkan jumlah dan kualitas petani muda yang mampu beradaptasi dengan perubahan zaman.
“Peran petani sangat vital untuk ketahanan pangan bangsa. Jika petani makmur, maka kebutuhan pangan kita dapat terpenuhi tanpa ketergantungan pada impor. Inilah mengapa regenerasi petani sangat penting dilakukan,” katanya.
Regenerasi petani di Sulawesi Tenggara merupakan langkah penting dalam mewujudkan swasembada pangan. Foto: Ist
Data Distanak menunjukkan bahwa mayoritas petani di Sulawesi Tenggara saat ini berusia lanjut, yang berpotensi mengurangi produktivitas pertanian. Regenerasi menjadi solusi untuk memastikan sektor ini tetap berkelanjutan.
Rusdin menjelaskan, salah satu target utama regenerasi adalah menarik minat generasi muda ke sektor pertanian dengan menciptakan ekosistem yang modern dan menarik.
Pertanian tidak hanya digambarkan sebagai pekerjaan fisik semata, tetapi juga bidang yang menjanjikan secara ekonomi dan penuh inovasi.
“Petani milenial akan diarahkan untuk memanfaatkan teknologi modern dalam bercocok tanam, meningkatkan kualitas hasil panen, dan menciptakan produk pertanian yang memiliki daya saing tinggi. Selain itu, kami juga mendorong tumbuhnya wirausahawan muda di sektor pertanian,” jelas Rusdin.
Teknologi seperti drone untuk pemantauan lahan, aplikasi berbasis data untuk manajemen irigasi, hingga penggunaan benih unggul dan pupuk organik menjadi fokus utama.
Selain itu, petani milenial diharapkan dapat mengoptimalkan lahan-lahan tidak produktif menjadi sumber penghasilan baru.
Rusdin menekankan bahwa kesejahteraan petani adalah kunci keberhasilan regenerasi. Menurutnya, ketika profesi petani dianggap menjanjikan secara ekonomi, regenerasi akan terjadi secara alami.
Pendampingan kepada para petani dalam mewujudkan swasembada pangan di Sulawesi Tenggara. Foto: Ist
“Pekerjaan rumah kita adalah memastikan petani makmur. Dengan begitu, regenerasi profesi ini akan terus berjalan. Petani adalah pahlawan yang menjaga ketahanan pangan bangsa, sehingga mereka perlu mendapat perhatian dan dukungan penuh,” ungkapnya.
Ia juga mengingatkan bahwa ketahanan pangan adalah salah satu aspek strategis yang menentukan kedaulatan bangsa.
“Jika suatu negara mengalami krisis pangan, maka negara tersebut mudah dikuasai oleh pihak lain. Inilah mengapa kemandirian pangan menjadi prioritas kita,” tegasnya.
Untuk mewujudkan swasembada pangan, Distanak Sulawesi Tenggara terus berupaya memberikan edukasi dan pendampingan kepada petani. Salah satu pendekatan yang dilakukan adalah mendorong kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan pihak swasta dalam mendukung program regenerasi ini.
“Kami berkomitmen untuk mendampingi petani dalam mengelola lahan dan meningkatkan hasil panen. Harapan kami, Sulawesi Tenggara bisa menjadi salah satu daerah penyangga pangan nasional dengan kemandirian yang kuat,” pungkas Rusdin.
Langkah ini diharapkan mampu mengubah wajah pertanian di Sulawesi Tenggara menjadi lebih maju, mandiri, dan modern, sekaligus menciptakan masa depan cerah bagi sektor pertanian Indonesia.
Laporan: Ary