Distanak Sultra ingatkan Pentingnya Regenerasi Petani melalui Program Petani Milenial. Foto: Ist
KENDARI, NOTIFSULTRA.ID– Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Sulawesi Tenggara (Sultra), La Ode Muhammad Rusdin Jaya, menyoroti pentingnya regenerasi petani di daerah tersebut.
Data menunjukkan bahwa hanya 25 persen petani di Sultra yang berusia muda, sementara mayoritas petani berada di atas usia 40 tahun. Situasi ini, menurut Rusdin, menjadi tantangan serius bagi keberlanjutan sektor pertanian di wilayah Sulawesi Tenggara.
"Regenerasi petani menjadi isu strategis yang harus kita tangani. Dengan jumlah petani muda yang hanya 25 persen, masa depan sektor pertanian bisa terancam jika kita tidak mengambil langkah konkret," ujarnya.
Sebagai upaya untuk mengatasi hal ini, Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Sultra bekerja sama dengan Kementerian Pertanian meluncurkan berbagai program inovatif.
Salah satu program unggulan adalah petani milenial, yang bertujuan menarik minat generasi muda untuk berkarier di sektor pertanian.
Pentingnya Regenerasi Petani untuk mewujudkan swasembada pangan di Sulawesi Tenggara. Foto: Ist
Program ini tidak hanya menawarkan pelatihan dan pendampingan, tetapi juga mendorong penggunaan teknologi modern untuk mendukung produktivitas pertanian.
"Kami mendapatkan dukungan penuh dari Menteri Pertanian untuk menggerakkan program petani milenial. Selain itu, kami juga membangun brigade-brigade pangan di beberapa titik strategis," ungkap Rusdin.
Brigade pangan ini dirancang sebagai pusat inovasi dan kolaborasi bagi petani, khususnya generasi muda. Dengan fasilitas dan teknologi yang disediakan, para petani dapat mengakses informasi, pelatihan, dan alat pertanian modern untuk meningkatkan hasil panen mereka.
Kadis Tanaman Pangan Sultra Dorong Program Petani Milenial untuk mewujudkan swasembada pangan. Foto: Ist
Rusdin optimis bahwa langkah-langkah ini dapat memberikan angin segar bagi regenerasi petani di Sultra. "Mudah-mudahan ini bisa menarik minat petani muda kita untuk terjun ke lapangan, khususnya untuk pembangunan di sektor pertanian," tambahnya.
Selain regenerasi, pemerintah juga fokus pada pembangunan infrastruktur pertanian, seperti irigasi, akses jalan ke lahan pertanian, serta penguatan kelembagaan petani. Langkah ini diharapkan dapat menciptakan lingkungan yang kondusif bagi petani muda untuk berkembang.
Dukungan pemerintah pusat dan daerah dalam program regenerasi petani menjadi harapan baru bagi sektor pertanian Sultra. Dengan hadirnya lebih banyak petani muda, sektor ini tidak hanya akan lebih produktif tetapi juga lebih adaptif terhadap tantangan global seperti perubahan iklim dan permintaan pasar.
Di tengah dinamika ini, Rusdin mengajak seluruh pihak, termasuk masyarakat dan lembaga pendidikan, untuk berkontribusi dalam mendukung regenerasi petani.
"Pertanian adalah tulang punggung bangsa. Kita harus memastikan generasi muda memiliki peran besar dalam menjaga dan mengembangkannya," tutupnya.
Upaya ini diharapkan mampu mewujudkan sektor pertanian Sultra yang lebih maju, berkelanjutan, dan kompetitif di tingkat nasional maupun global.
Laporan: La Ode Andi Rahmat