Pemprov Sulawesi Tenggara Gencar Atasi Tantangan Petani di Tengah Perubahan Iklim yang tidak menentu. Foto: Ist
KENDARI, NOTIFSULTRA.ID – Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara, terus gencar untuk mengatasi tantangan yang selalu di hadapi di tengah perubahan iklim yang tidak menentu.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Sulawesi Tenggara, La Ode Muhammad Rusdin Jaya, mengungkapkan bahwa petani di Sulawesi Tenggara masih menghadapi berbagai tantangan besar yang menghambat produktivitas pertanian.
Tantangan tersebut meliputi dampak perubahan iklim, alih fungsi lahan, dan serangan organisme pengganggu tanaman (OPT).
"Perubahan iklim semakin sulit diprediksi, menyebabkan ketidakstabilan musim tanam. Selain itu, alih fungsi lahan pertanian menjadi kawasan non-pertanian juga mempersempit ruang bagi petani," ujar Rusdin Jaya dalam pernyataannya baru-baru ini.
Tidak hanya itu, lanjut Rusdin, serangan OPT seperti hama penggerek batang pada padi dan ulat pada tanaman jagung semakin mengancam hasil panen.
![]() |
Organisme pengganggu tanaman masih menjadi momok untuk petani di Sulawesi Tenggara. Foto: Ist |
Menghadapi kondisi ini, Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara terus mengintensifkan upaya pengendalian OPT secara masif di seluruh wilayah, mencakup 17 kabupaten dan kota.
Langkah-langkah konkret yang dilakukan meliputi penyediaan pestisida ramah lingkungan, pelatihan petani terkait teknik pengendalian hama, serta penguatan peran petugas penyuluh lapangan.
“Kami tidak hanya fokus pada pengendalian hama yang sudah terjadi, tetapi juga mendorong pencegahan melalui metode pertanian berbasis ekologi. Salah satu program unggulan kami adalah penerapan tanaman pendamping yang dapat mengusir hama secara alami,” tambahnya.
Selain itu, Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Sultra juga melakukan pemantauan rutin untuk memetakan wilayah yang rentan terhadap serangan OPT. Dengan demikian, upaya pengendalian dapat dilakukan secara tepat sasaran.
Tidak hanya soal OPT, Rusdin Jaya menegaskan pentingnya menjaga keberlanjutan lahan pertanian agar tidak terus berkurang.
![]() |
Pelatihan pembuatan pupuk organik cair untuk memenuhi kebutuhan pupuk para petani. Foto: Ist. |
Salah satu solusi yang dicanangkan adalah pengembangan lahan pertanian berbasis kawasan, sehingga alih fungsi lahan dapat ditekan.
Pemerintah juga mendorong pemanfaatan teknologi modern di sektor pertanian. Dengan adanya alat-alat modern seperti drone untuk pemantauan lahan dan sistem irigasi berbasis teknologi, petani dapat lebih efisien dalam mengelola lahan mereka.
Melalui langkah-langkah strategis ini, Pemprov Sulawesi Tenggara berharap dapat membantu petani menghadapi berbagai tantangan dan memastikan ketahanan pangan di daerah tetap terjaga.
"Kami optimis, dengan kolaborasi antara pemerintah, petani, dan penyuluh, sektor pertanian Sulawesi Tenggara akan mampu bangkit dan menjadi lebih tangguh," tutupnya.
Dengan upaya berkelanjutan, diharapkan produktivitas hasil pertanian di Sulawesi Tenggara terus meningkat, memberikan kontribusi besar bagi pembangunan ekonomi daerah dan kesejahteraan petani.
Laporan: La Ode Andi Rahmat