Kepala Dinas Cipta Karya Bina Konstruksi dan Tata Ruang Sultra Martin Efendi Patulak. Foto: Ist
KENDARI, NOTIFSULTRA.ID– Kabar baik datang dari Kepala Dinas Cipta Karya, Bina Konstruksi, dan Tata Ruang Sultra, Dr. Ir. Martin Effendi Patulak, M.Si, yang mengungkapkan bahwa pembangunan dudukan Patung Haluoleo telah rampung.
Berita ini disampaikan Martin dalam dalam wawancara bersama notifsultra.id di Hotel Claro, usai mengikuti acara fashion show tenun DWP Sultra. Kamis (5/12/2024).
"Sekarang dudukannya sudah selesai, tinggal tahap penyelesaian akhir. Patungnya sedang dalam perjalanan dari Yogyakarta ke Kendari, kemungkinan tiba dalam waktu satu minggu," ujarnya.
Patung Haluoleo, yang menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2024 sebesar Rp2,6 miliar, berlokasi di kawasan Bandar Udara Haluoleo, Kecamatan Ranomeeto, Kabupaten Konawe Selatan.
Pembangunan dudukan patung pahlawan Haluoleo di Bundaran Bandara rampung. Foto: Ist
Martin optimis peresmian patung ini dapat dilaksanakan pada awal 2025 dan berharap momen tersebut dihadiri langsung oleh Penjabat Gubernur Sultra, Komjen Pol (Purn) Dr. (HC) Andap Budhi Revianto, S.I.K., M.H.
Pembangunan Patung Haluoleo dimulai pada 2 Oktober 2024. Menurut Martin, patung ini bukan hanya proyek fisik, tetapi juga simbol penghormatan terhadap nilai-nilai sejarah dan persatuan di Sultra.
Sekretaris Daerah Sultra, Asrun Lio, menegaskan pentingnya proyek ini sebagai warisan budaya.
"Patung ini adalah penghargaan atas sejarah dan identitas masyarakat Sultra. Kami berharap generasi muda semakin memahami dan menjaga nilai-nilai sejarah ini," kata Asrun.
Haluoleo dikenal sebagai tokoh pemersatu di Sultra, dengan berbagai nama seperti La Kilaponto di Muna, Murhum di Buton, dan Haluoleo di kalangan masyarakat Tolaki. Sosoknya dianggap berjasa dalam menyatukan kerajaan-kerajaan tradisional di wilayah ini.
Proyek ini mendapat dukungan penuh dari Lembaga Adat Tolaki (LAT) dan kalangan akademisi. Bisman Saranani, Sekjen DPP LAT, menyatakan bahwa pembangunan patung ini adalah langkah penting untuk memperkuat identitas budaya masyarakat Sultra.
Kepala Bidang Cipta Karya, Dinas Cipta Karya Bina Konstruksi dan Tata Ruang Sultra, La Liusu optimis pembangunan patung Haluoleo selesai tepat waktu. Foto: Ist
Prof. La Niampe, pakar kebudayaan dari Universitas Halu Oleo, menambahkan bahwa monumen ini dapat memperdalam pemahaman masyarakat terhadap sejarah Haluoleo.
Ia juga mengaitkan sosok Haluoleo dengan sejarah raja-raja Nusantara, termasuk Sugi Manuru dari Muna, yang memiliki pengaruh besar di wilayah ini.
Kabid Cipta Karya, La Liusu, S.T., M.P.W.K., menyatakan optimisme bahwa proyek ini akan selesai tepat waktu.
"Kami fokus menyelesaikan pekerjaan agar peresmian dapat dilakukan sesuai jadwal. Kami juga berharap patung ini menjadi kebanggaan masyarakat Sultra," katanya.
Patung Haluoleo diharapkan menjadi ikon baru Sultra dan simbol persatuan. Pemerintah Provinsi Sultra percaya bahwa monumen ini tidak hanya akan memperkuat nilai sejarah, tetapi juga mendorong masyarakat untuk terus menjaga keharmonisan dan persatuan di tengah tantangan zaman.
Dengan berdirinya Patung Haluoleo, Sulawesi Tenggara kini memiliki landmark penting yang merepresentasikan semangat persatuan, identitas budaya, dan warisan sejarah yang tak ternilai.
Laporan: La Ode Andi Rahmat