Distanak Sultra Dorong Produktivitas Pertanian Melalui sejumlah Program Unggulan 2024. Foto: Ist
KENDARI, NOTIFSULTRA.ID– Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan (Distanak) Sulawesi Tenggara (Sultra) terus mengupayakan peningkatan produktivitas sektor pertanian melalui berbagai program strategis di tahun 2024.
Program-program unggulan yang dijalankan meliputi Perluasan Areal Tanam (PAT), pompanisasi, serta pendistribusian pupuk subsidi. Upaya ini menjadi bagian dari langkah pemerintah daerah untuk memperkuat ketahanan pangan dan mendukung kesejahteraan petani di Sultra.
Kepala Distanak Sultra, La Ode Muhammad Rusdin Jaya, mengungkapkan bahwa program-program tersebut telah menunjukkan hasil yang signifikan.
"Pompa sudah terdistribusi semua sesuai dengan jadwal dan peruntukkan, kemudian PAT sudah berjalan, dan distribusi pupuk subsidi sudah sampai di tingkat petani secara keseluruhan, sudah hampir 85 persen," ujar Rusdin dalam keterangannya baru-baru ini.
Menurutnya, pendistribusian pompa irigasi dan pupuk subsidi menjadi kunci dalam mendukung produktivitas petani. Pompa irigasi berfungsi mengatasi kendala air di wilayah-wilayah yang mengalami kekeringan, sementara pupuk subsidi memastikan ketersediaan nutrisi tanaman dengan biaya yang terjangkau bagi petani.
Namun, Rusdin mengakui bahwa pendistribusian pupuk belum sepenuhnya selesai. "Sisanya itu adalah untuk pendistribusian pada saat musim tanam berikutnya, yaitu Desember nanti," jelasnya.
Pendistribusian pupuk subsidi oleh Distanak Sultra dipastikan tuntas dan tepat sasaran. Foto: ist
Pendistribusian sisa pupuk ini direncanakan agar sesuai dengan kebutuhan musim tanam selanjutnya, sehingga tidak menghambat produktivitas pertanian.
Melihat pentingnya kelancaran distribusi pupuk untuk mendukung masa tanam, Distanak Sultra telah mengajukan pengadaan pupuk untuk tahun 2025. Dalam prosesnya, Distanak berkoordinasi dengan Pupuk Indonesia untuk memastikan mekanisme distribusi berjalan lebih cepat dan efisien.
"Kami ingin memastikan tidak ada keterlambatan distribusi pupuk yang dapat memengaruhi jadwal tanam petani. Hal ini penting karena musim tanam adalah momen yang sangat menentukan produktivitas sektor pertanian," terang Rusdin.
Selain itu, pihaknya juga mengkaji berbagai strategi untuk mengoptimalkan masa tanam di Sultra. Saat ini, frekuensi masa tanam di sejumlah daerah bervariasi, mulai dari satu hingga tiga kali dalam setahun.
"Harapan kita sebenarnya masa tanam itu 3 sampai 4 kali dalam setahun, tapi di lapangan beberapa titik ada yang hanya bisa 2 sampai 3 kali setahun, bahkan ada yang hanya sekali dan sangat bergantung pada hujan," tambahnya.
Perluasan Areal Tanam (PAT) menjadi salah satu program yang difokuskan Distanak Sultra untuk meningkatkan produktivitas pertanian. Dengan membuka lahan baru, pemerintah berharap dapat menambah luas area yang produktif, sehingga jumlah hasil panen dapat meningkat secara signifikan.
Selain itu, pompanisasi menjadi salah satu solusi utama untuk mengatasi kendala irigasi di lahan pertanian. Wilayah Sultra yang memiliki karakteristik geografis beragam sering menghadapi tantangan irigasi, terutama di musim kemarau.
Distribusi pompa irigasi yang tepat waktu menjadi langkah penting untuk mendukung keberlanjutan pertanian, khususnya di daerah-daerah yang bergantung pada air hujan.
Pemanfaatan teknologi pertanian untuk meningkatkan hasil pertanian masyarakat. Foto: Ist
"Dengan adanya pompanisasi, diharapkan masalah kekurangan air dapat teratasi sehingga petani lebih leluasa memaksimalkan masa tanam mereka," ungkap Rusdin.
Mendorong petani untuk meningkatkan frekuensi tanam menjadi salah satu fokus utama Distanak Sultra. Menurut Rusdin, intensitas tanam yang ideal adalah tiga hingga empat kali dalam setahun. Namun, berbagai kendala seperti kurangnya irigasi dan ketergantungan pada musim hujan masih menjadi tantangan besar di lapangan.
"Program kita semaksimal mungkin diarahkan agar para petani dapat menanam hingga 3 sampai 4 kali dalam setahun. Itu yang sedang kita dorong. Dengan begitu, hasil pertanian dapat meningkat, dan para petani pun bisa lebih sejahtera," paparnya.
Langkah ini tak hanya bertujuan meningkatkan produktivitas, tetapi juga memperkuat ketahanan pangan Sultra. Dengan optimalisasi masa tanam, pemerintah berharap hasil panen dapat mencukupi kebutuhan lokal, bahkan berpotensi untuk ekspor ke daerah lain.
Melalui berbagai program strategis yang telah dijalankan, Distanak Sultra optimistis sektor pertanian di wilayah ini akan terus berkembang. Upaya seperti PAT, pompanisasi, dan pengadaan pupuk menjadi fondasi penting dalam mewujudkan ketahanan pangan dan meningkatkan taraf hidup petani.
"Peningkatan produktivitas sektor pertanian adalah prioritas kami. Kami ingin memastikan para petani dapat bekerja dengan maksimal, mendapat hasil yang optimal, dan akhirnya meningkatkan kesejahteraan mereka," tutup Rusdin.
Dengan dukungan program-program unggulan ini, Sultra diharapkan dapat menjadi salah satu daerah yang tangguh dalam sektor pertanian, sekaligus menjadi contoh bagi provinsi lain di Indonesia.
Laporan: Ary