Iklan

iklan

Distanak Sultra Dorong Pemanfaatan Lahan Tidur untuk Pertanian Produktif

Minggu, 01 Desember 2024 | 23:04 WIB Last Updated 2024-12-02T15:21:33Z

Distanak Sultra Dorong Pemanfaatan Lahan Tidur untuk Pertanian Produktif. Foto; Ist

KENDARI, NOTIFSULTRA.ID
- Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan (Distanak) Sulawesi Tenggara (Sultra) terus menggalakkan edukasi kepada petani untuk memanfaatkan lahan tidur menjadi lahan pertanian yang produktif. 

Langkah ini diambil untuk menciptakan ketersediaan pangan yang berkelanjutan sekaligus menuju swasembada pangan di wilayah Sulawesi Tenggara.


Kepala Distanak Sultra, La Ode Muhammad Rusdin Jaya, menjelaskan bahwa upaya ini bukan hanya untuk meningkatkan hasil pertanian, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi yang signifikan bagi para petani. 


"Pemanfaatan lahan tidur tidak hanya menambah produktivitas pangan, tetapi juga mendukung kesejahteraan petani. Misalnya, lahan kelapa yang tidak dimanfaatkan bisa ditanami padi gogo. Dengan begitu, petani bisa mendapatkan keuntungan ganda," ujarnya.


Namun, menurut La Ode Muhammad Rusdin Jaya, tantangan terbesar yang dihadapi Distanak adalah mengubah pola pikir petani. Banyak petani yang masih terpaku pada pola pertanian tradisional, sehingga sulit untuk menerima inovasi seperti integrasi lahan tidur menjadi lahan produktif.


"Kendala utama adalah edukasi. Sebagian besar petani merasa bahwa bertani hanya terbatas pada satu jenis tanaman atau satu musim panen. Padahal, dengan pendekatan modern, satu lahan bisa dimanfaatkan untuk berbagai jenis komoditas," jelasnya.


Pemanfaatan lahan perkebunan untuk menanam padi Gogo. Foto: Ist

Distanak berupaya mengatasi kendala ini dengan memberikan penyuluhan rutin, baik secara langsung di lapangan maupun melalui program berbasis komunitas. 


Contoh yang diberikan adalah menanam sayuran seperti kangkung, terong, atau tomat di pematang sawah, sementara lahan utama digunakan untuk padi. Selain itu, lahan yang sama dapat dimanfaatkan untuk peternakan seperti sapi atau perikanan air tawar.


Konsep integrasi lahan ini telah berhasil diterapkan di berbagai daerah di Jawa. Di sana, satu hamparan lahan digunakan untuk bercocok tanam sekaligus memelihara hewan ternak dan ikan. 


Sistem ini memungkinkan petani mendapatkan berbagai sumber pendapatan dalam satu waktu, sehingga ketergantungan pada hasil satu komoditas bisa dikurangi.


"Petani bisa menanam sayuran atau buah-buahan di sela-sela tanaman utama mereka, bahkan memanfaatkan waktu jeda panen untuk menghasilkan tambahan pendapatan. Ini bukan hanya meningkatkan produktivitas, tetapi juga memperluas potensi ekonomi di pedesaan," kata Rusdin Jaya.


Pemanfaatan Lahan Tidur untuk Pertanian Produktif dengan menanam padi Gogo. Foto: ist

Sulawesi Tenggara memiliki potensi lahan tidur yang sangat besar. Berdasarkan data, banyak petani di wilayah ini memiliki lahan yang luas, mulai dari satu hektar hingga lebih. Sayangnya, sebagian besar lahan ini belum dimanfaatkan secara optimal.


"Alhamdulillah, di Sultra masih banyak lahan tidur yang bisa diolah. Kami melihat ini sebagai peluang besar untuk meningkatkan ketahanan pangan sekaligus kesejahteraan petani. Hanya saja, perlu komitmen dari semua pihak, termasuk pemerintah, penyuluh, dan petani itu sendiri," tambahnya.


Distanak juga berencana menggandeng pihak swasta dan perguruan tinggi untuk memberikan dukungan teknologi pertanian yang lebih modern. Dengan teknologi ini, petani bisa meningkatkan efisiensi produksi tanpa harus mengeluarkan biaya yang terlalu besar.


Langkah ini sejalan dengan visi pemerintah Sulawesi Tenggara untuk mewujudkan swasembada pangan di tingkat daerah. Selain itu, pemanfaatan lahan tidur juga dianggap mampu mengurangi dampak perubahan iklim, karena keberadaan tanaman di lahan tidur dapat membantu menyerap karbon dan menjaga kesuburan tanah.


"Kita tidak boleh lagi berpikir bahwa bertani hanya untuk memenuhi kebutuhan keluarga saja. Kita harus berpikir lebih besar, bahwa pertanian adalah peluang untuk menciptakan ekonomi baru yang kuat dan berkelanjutan," tutup Rusdin Jaya dengan optimis.


Dengan strategi yang tepat dan dukungan dari berbagai pihak, Sulawesi Tenggara berpeluang menjadi salah satu daerah terdepan dalam pengelolaan lahan produktif di Indonesia. Petani pun diharapkan mampu menghadapi tantangan global, termasuk kebutuhan pangan yang terus meningkat.


Laporan: Ary

iklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Distanak Sultra Dorong Pemanfaatan Lahan Tidur untuk Pertanian Produktif

Trending Now

Iklan

Iklan

Iklan