Inovasi Baru Dinas Cipta Karya Sulawesi Tenggara: Klinik Bagendra dan Si-Infra Permudah Pelayanan Publik. Foto: Ist
KENDARI, NOTIFSULTRA.ID - Dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan dan transparansi kepada masyarakat, Dinas Cipta Karya, Bina Konstruksi, dan Tata Ruang Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) membuat dua inovasi baru.
Inovasi ini berupa layanan Klinik Bagendra (Bangunan Gedung Negara) yang digagas oleh Kepala Bidang Cipta Karya, La Liusu, dan Sistem Informasi Data Aset Infrastruktur Daerah (Si-Infra) hasil karya Sekretaris Dinas Cipta Karya, Bina Konstruksi, dan Tata Ruang Sultra, Albert.
Kepala Dinas Cipta Karya Sultra, Martin Efendi Patulak, mengungkapkan bahwa kedua inovasi ini bertujuan mempermudah dan mempercepat proses pelayanan kepada masyarakat serta instansi pemerintah yang berhubungan dengan dinas tersebut.
"Inovasi ini tidak hanya mempercepat akses informasi, tetapi juga membantu instansi terkait dalam mengelola aset dan data infrastruktur yang telah dibangun. Melalui Si-Infra, kita akan memiliki data lengkap tentang lokasi, kondisi fisik, serta status dari aset yang dibangun oleh Dinas Cipta Karya, Bina Marga, dan instansi lainnya di Pemprov Sultra,” jelas Efendi.
Ia menambahkan bahwa masyarakat akan dapat mengakses informasi terkait aset infrastruktur secara transparan melalui Si-Infra.
"Masyarakat bisa mengakses Si-Infra untuk melihat lokasi, fisik bangunan, dan kondisi infrastruktur yang ada. Ini merupakan wujud komitmen Dinas Cipta Karya untuk mempermudah proses asistensi pada kegiatan pembangunan dan pengelolaan rumah negara,” jelasnya lebih lanjut.
Efendi berharap, dengan hadirnya Klinik Bagendra dan Si-Infra, kinerja dinasnya dapat meningkat serta data infrastruktur dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat.
“Kami mendukung penuh implementasi kedua inovasi ini, terutama karena diimplementasikan dalam bentuk sistem informasi yang memastikan keamanan dan akurasi data,” ujarnya.
Kepala Bidang Cipta Karya, Dinas Cipta Karya Bina Konstruksi dan Tata Ruang Sultra, La Liusu. Foto: Ist
Klinik Bagendra: Solusi Sinkronisasi Anggaran dan Pengelolaan Bangunan Gedung Negara
Klinik Bagendra, yang diprakarsai oleh La Liusu melalui program Diklat PIM III (Pendidikan dan Pelatihan Kepemimpinan Tingkat III), bertujuan menyelaraskan estimasi anggaran dan rencana pembangunan gedung negara di Sultra.
La Liusu menjelaskan bahwa peran Klinik Bagendra akan menjadi solusi atas ketimpangan harga yang selama ini kerap terjadi antar-Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di provinsi tersebut.
"Klinik ini kami hadirkan untuk menyamakan harga satuan anggaran yang diajukan oleh OPD non-teknis, sehingga menghindari adanya perbedaan harga di setiap kabupaten,” paparnya.
Lebih lanjut, Klinik Bagendra juga berfungsi sebagai pusat asistensi teknis bagi OPD terkait pengelolaan dan perawatan bangunan gedung negara.
"Kami membantu kepala OPD atau Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) instansi vertikal dalam memastikan aspek administrasi non-teknis pembangunan terpantau dengan baik. Dengan begitu, semua data bangunan gedung negara di Sultra dapat terintegrasi dalam satu basis data,” tambahnya.
Awal launching dua inovasi Dinas Cipta Karya Bina Konstruksi dan Tata Ruang Sultra. Foto: Ist
Si-Infra: Basis Data Terpadu Infrastruktur Daerah
Sementara itu, Albert, Sekretaris Dinas Cipta Karya, Bina Konstruksi, dan Tata Ruang Sultra, mengembangkan Si-Infra sebagai sistem informasi terintegrasi untuk mengelola data aset infrastruktur di Sulawesi Tenggara.
“Si-Infra adalah aplikasi untuk pengelolaan data aset infrastruktur yang dibangun oleh Dinas Cipta Karya, Bina Konstruksi, dan Tata Ruang Sultra, yang dapat diakses secara rinci dan real-time,” jelasnya.
Albert menegaskan bahwa Si-Infra akan mendukung efisiensi kerja dinasnya, khususnya dalam hal pengelolaan data aset. Aplikasi ini diharapkan dapat menjadi referensi utama dalam memastikan keamanan data dan menyediakan informasi yang akurat bagi masyarakat serta instansi terkait.
"Dengan adanya Si-Infra, kita dapat memantau perkembangan dan kondisi infrastruktur secara real-time, sehingga memudahkan perencanaan dan pengawasan di lapangan,” tutup Albert.
Dengan adanya Klinik Bagendra dan Si-Infra, Dinas Cipta Karya Sultra berharap dapat terus meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat serta mewujudkan tata kelola yang transparan dan akuntabel.
"Kami berharap masyarakat dan instansi terkait dapat memanfaatkan kedua inovasi ini dengan maksimal, sehingga pengelolaan infrastruktur di Sultra menjadi lebih baik,” ungkap Martin Efendi.
Dua inovasi ini diharapkan mampu memberikan dampak positif bagi masyarakat Sultra, baik dalam mempermudah akses informasi maupun mempercepat proses pelayanan publik terkait infrastruktur.
Dengan kolaborasi yang semakin baik antar-OPD, Dinas Cipta Karya optimis bahwa pembangunan infrastruktur di Sultra akan berjalan lebih efektif dan efisien, serta mampu menciptakan kesetaraan dalam penyediaan fasilitas publik.
Laporan: Ary