Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Sultra, Rusdin Jaya beber produksi padi yang meningkat pesat. Foto: ist
KENDARI, NOTIFSULTRA.ID - Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan (Distanak) Sulawesi Tenggara (Sultra) melaporkan adanya tren peningkatan signifikan dalam produksi padi sepanjang tahun 2024.
Hingga Oktober 2024, data menunjukkan lonjakan sebesar 38 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Angka ini menjadi kabar baik, mencerminkan kesuksesan program pertanian yang dicanangkan, sekaligus menegaskan posisi Sultra sebagai salah satu daerah penyangga pangan nasional.
Menurut Kepala Distanak Sultra, La Ode Muhammad Rusdin Jaya, lonjakan ini tidak terlepas dari bertambahnya luas areal tanam sebesar 12.000 hektare yang dimungkinkan oleh Program Perluasan Areal Tanam (PAT) dari Kementerian Pertanian Republik Indonesia (Kementan RI).
Selain itu, dukungan teknologi melalui program pompanisasi turut berperan besar dalam mengatasi kendala irigasi di area yang sebelumnya mengandalkan tadah hujan.
"Alhamdulillah, dari program PAT dan pompanisasi ini, kita berhasil meningkatkan produksi dibandingkan tahun lalu. Program ini sangat membantu petani, terutama di kantong-kantong produksi yang selama ini bergantung pada curah hujan," ujar Rusdin.
Produksi Padi Sulawesi Tenggara Meningkat Pesat: Target Pertanian 2024 Optimis Tercapai. Foto: Ist
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Sultra berhasil menduduki peringkat keempat sebagai daerah penghasil padi terbesar di Indonesia.
Prestasi ini membuktikan komitmen pemerintah daerah dalam mendorong sektor pertanian sebagai pilar utama ketahanan pangan nasional.
Selain itu, keberhasilan ini juga didukung oleh kerja sama yang baik antara pemerintah provinsi dan pemerintah kabupaten/kota dalam menyinergikan program-program pertanian.
Hingga saat ini, Distanak Sultra masih menghimpun data mingguan dari seluruh kabupaten/kota untuk memastikan target produksi tercapai secara konsisten.
Rusdin juga menjelaskan bahwa mayoritas kabupaten/kota di Sultra saat ini telah memasuki masa panen. Hal ini menjadi momen krusial sebelum memasuki musim tanam berikutnya yang diperkirakan dimulai pada Desember 2024 atau Januari 2025.
"Harapan kita, petani yang sudah siap menanam agar segera melakukannya. Begitu pula yang telah memasuki masa panen, kami dorong untuk mempercepat proses panen sehingga persiapan tanam berikutnya bisa dilakukan tanpa kendala," tambah Rusdin.
Peningkatan produksi padi di Sulawesi Tenggara yang terus meningkat. Foto: Ist
Distanak Sultra juga telah mempersiapkan segala kebutuhan teknis untuk menunjang musim tanam mendatang, termasuk distribusi benih kepada kelompok tani melalui mekanisme Calon Petani Calon Lokasi (CPCL). Program ini dirancang untuk memastikan setiap petani mendapatkan akses yang merata terhadap benih berkualitas.
Kondisi cuaca yang mulai menunjukkan curah hujan stabil juga menjadi faktor pendukung optimisme pemerintah daerah. Dengan persiapan matang, termasuk pengelolaan lahan dan distribusi benih, Sultra diproyeksikan mampu menjaga tren positif ini hingga akhir tahun.
Sektor pertanian memang menjadi tumpuan penting bagi perekonomian Sultra. Keberhasilan program-program yang dijalankan tahun ini diharapkan tidak hanya meningkatkan produksi, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan petani.
"Kami berharap momentum ini bisa terus dijaga. Peningkatan produksi padi tidak hanya penting untuk ketahanan pangan, tetapi juga sebagai sumber pendapatan utama bagi masyarakat tani di Sultra," pungkas Rusdin.
Dengan capaian ini, Sultra membuktikan bahwa potensi pertaniannya mampu bersaing di tingkat nasional. Ke depan, upaya kolaboratif antara pemerintah, petani, dan berbagai pihak terkait diharapkan dapat membawa sektor pertanian Sultra ke level yang lebih tinggi.
Laporan: Ary