Iklan

iklan

DPRD Kota Kendari Dorong Pemkot Fokus Pengendalian Inflasi Menjelang Tahun Baru 2025

Rabu, 06 November 2024 | 13:13 WIB Last Updated 2024-11-21T05:22:42Z

Ketua DPRD Kota Kendari Dorong Pemkot Fokus Pengendalian Inflasi Menjelang Tahun Baru 2025. Foto: Ist

KENDARI, NOTIFSULTRA.ID
– Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Kendari, Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) meminta kepada Pemerintah Kota Kendari untuk terus memprioritaskan pengendalian inflasi, menjelang akhir tahun 2024. 

Ketua DPRD Kota Kendari, LM Inarto, mengingatkan bahwa pengendalian inflasi yang efektif sangat penting untuk menjaga stabilitas perekonomian daerah dan daya beli masyarakat, terutama dalam periode menjelang tahun baru.

LM Inarto mengatakan bahwa meskipun Kota Kendari termasuk dalam kota dengan tingkat inflasi terendah, upaya untuk terus menekan laju inflasi harus tetap diutamakan. Sebab, menjelang akhir tahun, permintaan akan barang dan jasa, terutama kebutuhan pokok, diperkirakan akan meningkat seiring dengan tradisi belanja menjelang liburan akhir tahun dan perayaan tahun baru.

"Kalau inflasi bisa terus ditekan, maka harga barang dan jasa tidak akan naik secara signifikan. Ini penting untuk menjaga daya beli masyarakat, agar mereka bisa tetap membeli barang dan jasa yang dibutuhkan tanpa terbebani dengan kenaikan harga yang terlalu tinggi," ujar LM Inarto, dalam keterangan persnya, Rabu (6/11/2024).

DPRD Kota Kendari mengapresiasi upaya Pemerintah Kota Kendari melalui Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) yang secara rutin memantau harga dan stok bahan pokok di pasar-pasar. 

Pasar murah dalam menangani kasus inflasi di Kota Kendari. Foto: Ist

Mengingat kebutuhan bahan pokok cenderung meningkat dalam dua bulan terakhir tahun ini, pemerintah diminta untuk lebih intensif dalam memantau dan memastikan pasokan barang-barang penting tersedia dengan harga yang wajar.

Menurut Inarto, salah satu langkah utama yang dapat diambil untuk menjaga kestabilan harga adalah dengan mengoptimalkan pemantauan terhadap harga sembako dan menghindari terjadinya kelangkaan barang yang dapat memicu lonjakan harga.

"Inflasi yang tidak terkendali akan menyebabkan harga barang dan jasa naik drastis, yang pada akhirnya akan mengurangi daya beli masyarakat. Kita semua berharap agar pemerintah kota bisa terus memantau stok dan harga sembako menjelang akhir tahun, untuk menghindari terjadinya lonjakan harga yang merugikan masyarakat," tambahnya.

Selain pengendalian inflasi, LM Inarto juga menekankan pentingnya pemberdayaan ekonomi masyarakat, khususnya bagi pelaku usaha kecil dan menengah (UKM). Menurutnya, pemberdayaan ini sangat penting untuk menciptakan ketahanan ekonomi lokal dan mengurangi ketergantungan pada produk luar daerah, yang bisa memperburuk inflasi.

Pemerintah Kota Kendari diharapkan dapat meningkatkan bantuan modal usaha, pelatihan, dan pendampingan bagi pelaku UKM agar mereka dapat meningkatkan daya saing produk lokal. Hal ini tidak hanya akan membantu menekan inflasi, tetapi juga memperkuat ekonomi masyarakat di tingkat bawah.

"Kita ingin mendorong pemerintah kota agar dapat lebih banyak memberikan bantuan kepada pelaku usaha kecil, agar mereka bisa mengembangkan usahanya dan mengurangi ketergantungan pada barang impor. Ini akan menjadi solusi jangka panjang dalam menekan inflasi dan menciptakan perekonomian yang lebih stabil," jelasnya.

Sementara itu, Pemkot Kendari melalui TPID juga terus berupaya melakukan koordinasi dengan pemerintah pusat untuk mengendalikan inflasi. Pada Senin (4/11/2024) lalu, TPID Kota Kendari mengikuti rapat koordinasi (rakor) secara daring bersama Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian. Rapat ini juga dihadiri oleh Asisten II Setda Kota Kendari, Jahudding, yang mewakili Pj Wali Kota Kendari, Muhammad Yusuf.

Pj Wali Kota Kendari, Muhammad Yusup terus mendorong jajarannya untuk terus menekan angka stunting. Foto: ist. 

Mendagri Tito Karnavian dalam kesempatan tersebut mengungkapkan bahwa Kota Kendari termasuk dalam 10 kota dengan inflasi terendah di Indonesia. Selain itu, inflasi di Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra) pada Oktober 2024 juga tercatat mengalami deflasi sebesar -0,17 persen, yang menandakan pengendalian inflasi yang cukup baik.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), inflasi Kota Kendari pada Oktober 2024 tercatat sebesar 1,71 persen secara year-on-year (y-o-y), sementara secara month-to-month (m-to-m) tercatat inflasi sebesar 0,08 persen. 

Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga signifikan di bulan Oktober 2024 adalah bawang merah, daging ayam ras, minyak goreng, dan gula pasir, yang berkontribusi terhadap perubahan Indeks Perkembangan Harga (IPH).

Kenaikan harga bawang merah, misalnya, tercatat hingga 8,89 persen dibandingkan bulan September 2024. Sementara itu, harga daging ayam ras naik 1,95 persen, minyak goreng meningkat 0,89 persen, dan gula pasir sebesar 0,22 persen.

Untuk menanggulangi lonjakan harga sembako, Pemkot Kendari telah menggelar berbagai pasar murah sebagai upaya menekan inflasi dan memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk memperoleh bahan pokok dengan harga yang lebih terjangkau. 

Kegiatan ini menjadi salah satu solusi konkret dalam menjaga kestabilan harga di pasar-pasar tradisional yang menjadi sumber utama kebutuhan sehari-hari bagi masyarakat.

Dengan segala upaya yang terus dilakukan, baik oleh pemerintah daerah maupun dukungan dari DPRD Kota Kendari, diharapkan kondisi inflasi di Kota Kendari dapat terus terjaga, terutama menjelang perayaan tahun baru 2025.

Laporan: Ary

iklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • DPRD Kota Kendari Dorong Pemkot Fokus Pengendalian Inflasi Menjelang Tahun Baru 2025

Trending Now

Iklan

Iklan

Iklan