Plt Kepala Dinas Perindag Sultra La Ode Muhammad Fitrah Arysad, ungkap Pasar Lelang Komoditi Dongkrak Perekonomian Sultra, Transaksi Awal Capai Rp 5,411 Miliar. Foto: Rahmat
KENDARI, NOTIFSULTRA.ID - Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara (Pemprov Sultra) terus berupaya untuk mengatasi tantangan yang dihadapi petani dalam perdagangan komoditas.
Salah satu upaya strategis yang diambil adalah dengan memfasilitasi pasar lelang komoditi, yang bertujuan memutus mata rantai perdagangan yang selama ini lebih banyak menguntungkan tengkulak.
Melalui pasar lelang ini, Pemprov Sultra berharap bisa memberikan akses pasar yang lebih luas bagi produsen, sehingga mereka bisa langsung bertransaksi dengan pembeli, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
Plt Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sultra, LM. Fitrah Arsyad, menyampaikan bahwa pasar lelang komoditi ini diharapkan mampu mendongkrak perekonomian daerah.
Ia optimis, dengan mempertemukan produsen dan pembeli secara langsung, transaksi perdagangan bisa meningkat dan memberikan manfaat ekonomi bagi para pelaku usaha di Sulawesi Tenggara.
Pelatihan pengembangan pelaku IKM Komoditi kelapa, untuk dapat masuk dalam pasar lelang. Foto: Ist
"Pasar lelang komoditi menjadi event rutin tahunan. Pada tahun ini, lelang akan dilaksanakan di tiga daerah, dan tahap awal sudah digelar di Kolaka Utara pada 25 September lalu," ungkapnya.
Pada tahap perdana, lima pelaku usaha lokal berpartisipasi dalam lelang berbagai komoditi seperti cengkeh, gula merah, gula kelapa, kakao, dan nilam. Hasilnya, transaksi berhasil mencapai nilai Rp 5,411 miliar. Angka ini dianggap sangat positif untuk tahap awal pelaksanaan lelang.
"Kami berharap nilai transaksi ini terus meningkat. Tahap kedua lelang akan dilaksanakan di Kabupaten Konawe pada awal November, dengan target nilai transaksi lebih dari Rp 3 miliar," tambah Fitrah.
Pasar lelang komoditi ini merupakan inisiatif yang difasilitasi oleh Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti).
Dalam lelang ini, pelaku usaha lokal diberikan kesempatan untuk memperkenalkan produknya kepada pembeli dari berbagai daerah, bahkan hingga ke luar negeri. Sistem lelang juga dilakukan secara virtual melalui aplikasi Google Meet, yang melibatkan pembeli dari kota-kota besar, termasuk Jakarta dan Kendari.
"Saat lelang dimulai, pembeli sudah siap untuk menentukan apakah komoditi yang dilelang sesuai dengan kebutuhan mereka untuk diekspor atau diperdagangkan," jelas Fitrah.
Gelar pasar lelang tahap pertama, transaksi mampu dongkrak ekonomi Sultra. Foto; Ist
Tidak hanya di Kolaka Utara dan Konawe, tahap ketiga pasar lelang komoditi akan digelar di Kabupaten Muna pada Desember mendatang.
Disperindag Sultra menargetkan nilai transaksi total sebesar Rp 8 miliar dari ketiga kabupaten tersebut. Meski optimis, Fitrah mengakui masih ada beberapa tantangan yang perlu diatasi, khususnya dalam hal kesiapan petani dalam memenuhi permintaan kuantitas dari pembeli.
“Kadang kita menghadapi situasi di mana pembelinya siap, tetapi petani belum bisa menyediakan komoditi sesuai dengan permintaan. Sebagai contoh, untuk komoditi nilam, pembeli meminta 8 ton per bulan, namun petani kita hanya mampu menyediakan 5 ton,” paparnya.
Kondisi inilah yang menjadi fokus evaluasi bagi Disperindag Sultra agar pasar lelang ini bisa terus berkembang dan memberikan dampak yang signifikan bagi peningkatan kesejahteraan petani. Dengan adanya evaluasi dan upaya meningkatkan kesiapan petani, diharapkan permintaan dari pembeli, terutama untuk pasar ekspor, bisa terpenuhi secara maksimal.
Pasar lelang komoditi ini diyakini menjadi salah satu solusi konkret dalam mengatasi masalah klasik yang dihadapi oleh pelaku usaha lokal, yaitu akses pasar yang terbatas.
Melalui sistem lelang ini, petani dan pelaku usaha di daerah tidak perlu lagi bergantung pada tengkulak yang seringkali menekan harga komoditi.
Sebaliknya, mereka bisa langsung menjual produknya dengan harga yang lebih kompetitif. Pemerintah daerah juga berharap, program ini dapat menjadi stimulus bagi peningkatan produksi komoditas unggulan Sulawesi Tenggara, seperti kakao, cengkeh, dan nilam, yang memiliki potensi besar untuk diekspor.
Dengan dukungan dari Kemendag, Pemprov Sultra optimis program pasar lelang ini akan terus berkembang dan menjadi salah satu pilar penting dalam memajukan perekonomian lokal serta meningkatkan kesejahteraan petani dan pelaku usaha di wilayah ini.
Laporan: Rahmat