Ekspor Perdana Kelapa Bulat dari Sulawesi Tenggara: Potensi dan Tantangan. Foto: Ist
KENDARI, NOTIFSULTRA.ID - Sulawesi Tenggara baru saja mencatat sejarah dengan pelaksanaan ekspor perdana kelapa bulat pada 19 Agustus 2024 lalu.
Ekspor ini menjadi salah satu langkah strategis dalam memanfaatkan potensi sumber daya alam daerah, terutama dari wilayah penghasil utama kelapa seperti Konawe, Kepulauan Konawe, Buton Selatan, dan Konawe Selatan.
Plt Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulawesi Tenggara, La Ode Muhammad Fitrah Arysad mengatakan harapan besar ditaruh pada ekspor ini agar dapat dikembangkan secara berkelanjutan dan memberi dampak ekonomi yang signifikan bagi masyarakat.
Kelapa bulat sendiri memiliki banyak manfaat dan termasuk dalam komoditas unggulan yang menjadi prioritas dalam rencana pembangunan industri di Sulawesi Tenggara. Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Sulawesi Tenggara menyebutkan bahwa kelapa bulat merupakan satu dari lima komoditas unggulan yang potensial untuk terus dikembangkan.
Pelepasan ekspor perdana hasil perkebunan Kepala Bulat di Sulawesi Tenggara
Foto: Ist
"Ekspor ini bukan sekadar tentang produk kelapa bulat, tapi juga bagaimana kita mengembangkan potensi dari hulu ke hilir," ujarnya.
Seiring dengan ekspor kelapa bulat ini, pemerintah daerah juga tengah mendorong pengembangan sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) berbasis kelapa.
Mulai dari pengolahan produk kelapa hingga inovasi turunan lainnya diharapkan dapat berkembang dan berkontribusi pada perekonomian lokal.
Hal ini sejalan dengan komitmen pemerintah untuk memberikan pembinaan bagi UMKM terkait pemanfaatan kelapa sebagai bahan baku, sehingga masyarakat bisa mendapatkan manfaat langsung dari produksi dan pengolahannya.
Kelapa bulat hasil perkebunan di Sulawesi Tenggara yang akan di ekspor. Foto: Ist
Meski ekspor perdana kelapa bulat ini memberikan angin segar bagi perekonomian daerah, tantangan tetap ada. Salah satunya adalah keterbatasan pemenuhan kuota ekspor yang mempengaruhi jadwal ekspor berikutnya.
Selain itu, kendala dalam konten ekspor juga menjadi perhatian, di mana saat ini produk kelapa bulat dari Sulawesi Tenggara harus dikirim ke Surabaya terlebih dahulu sebelum diekspor ke luar negeri.
"Tidak ada jalur ekspor langsung dari Kendari, sehingga kita harus transit ke Surabaya. Ini tentu memerlukan waktu yang lebih lama," jelasnya.
Meski begitu, optimisme tetap tinggi bahwa ke depan, ekspor kelapa bulat ini akan menjadi salah satu komoditas unggulan Sulawesi Tenggara yang terus berkembang, dengan didukung oleh pembinaan kepada para petani dan pelaku usaha terkait. Diharapkan potensi besar ini dapat terus ditingkatkan dan membawa kesejahteraan bagi masyarakat Sulawesi Tenggara. Adv
Laporan: Rahmat