Peserta Rapat Evaluasi Perluasan Areal Tanam Distanak Sultra. Foto: Ist
KENDARI, NOTIFSULTRA.ID - Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Sulawesi Tenggara gelar Rapat Evaluasi Perluasan Areal Tanam (PAT) Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2024 sebagai bagian dari upaya percepatan program pertanian. Senin (19/8/2024).
Rapat ini tidak hanya membahas percepatan realisasi PAT, tetapi juga percepatan kegiatan pompanisasi, irigasi perpompaan, dan perpipaan.
Selain itu, rapat ini juga mengkonfirmasi potensi masing-masing daerah terkait pengusulan cetak sawah baru serta penyediaan daging, susu, dan ayam.
Rapat Koordinasi tersebut dipimpin oleh Direktur Pengolahan dan Pemasaran Hasil Tanaman Pangan (PPHTP) Kementerian Pertanian RI, Bapak Batara Siagian.
Dalam rapat tersebut, Kepala Balai Besar Sumberdaya Lahan Pertanian (BSIP) Sulawesi Tenggara, Dr. Abdul Wahab, menyampaikan bahwa hingga minggu ketiga Agustus, realisasi Anggaran Belanja Tambahan (ABT) di Sultra masih rendah.
Distanak Sulawesi Tenggara Gelar Rapat Evaluasi Perluasan Areal Tanam. Foto: Ist
Untuk mempercepat hal ini, diharapkan bantuan pompa segera dipasang dan dimanfaatkan. Ia juga menyoroti adanya pemahaman yang kurang tepat dari beberapa penyuluh terkait lahan yang termasuk dalam PAT, yang hanya menganggap lokasi penanaman baru sebagai PAT.
Abdul Wahab meminta agar Dinas Pertanian mensosialisasikan hal ini agar nilai PAT Sultra dapat lebih tinggi. Selain itu, ia mengingatkan bahwa Luas Tambah Tanam (LTT) per 18 Agustus masih rendah, dengan target 19.000 hektare, namun realisasinya baru mencapai 7.200 hektare.
"Oleh karena itu, penyaluran pompa harus segera dilakukan mengingat Sultra telah memasuki musim kemarau," tambahnya.
Terkait dengan usulan cetak sawah baru, Abdul Wahab meminta kabupaten/kota untuk melaporkan potensi cetak sawah di wilayahnya, yang nantinya akan diverifikasi oleh tim dari Dinas Prasarana dan Sarana Pertanian (PSP).
Selain pembahasan percepatan PAT juga membahas percepatan kegiatan pompanisasi, irigasi perpompaan, dan perpipaan. Foto: Ist
Selain itu, dalam upaya penyediaan daging, susu, telur, dan ayam, ia meminta bantuan dari Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan untuk memberikan rekomendasi wilayah yang cocok untuk pengembangan ternak.
Sementara itu, Direktur PPHTP, Batara Siagian, menekankan agar kabupaten/kota tidak menunda penyaluran bantuan pompa, seperti menunggu acara seremonial penyerahan dari Bupati.
Sebaliknya, Bupati diharapkan menyesuaikan waktu penyaluran bantuan agar barang tidak tersimpan terlalu lama dan dapat segera dimanfaatkan untuk mengejar target tanam dan produksi, terutama di tengah musim kemarau ini.
Batara juga mengusulkan agar Dinas mengeluarkan surat percepatan penyaluran bantuan dan memberi target kepada penyuluh terkait PAT. Ia juga menyarankan agar BSIP dan Dinas memetakan wilayah yang dapat mendukung peningkatan PAT.
Batara Siagian berharap agar alokasi pompanisasi yang cukup besar ini dapat mendongkrak PAT di Sultra, namun yang lebih penting adalah pemanfaatan bantuan yang telah disalurkan.
Ia juga menginstruksikan agar pompa air di Kabupaten Bombana yang dititipkan di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) dapat langsung dipasang agar pemanfaatannya dapat dilaporkan.
Serta ia juga meminta Dinas Provinsi untuk menyurat ke Direktorat Irigasi guna memastikan kejelasan alokasi 50 unit irigasi perpompaan yang merupakan aspirasi pusat.
Disisi lain, Kepala Bidang PSP, Endah Susilowati, melaporkan bahwa jumlah kontrak kegiatan pompanisasi di Sulawesi Tenggara sebanyak 620 unit, yang meliputi refocusing dan ABT.
Peserta rapat evaluasi PAT di Sulawesi Tenggara yang libatkan dari sejumlah pihak. Foto: Ist
Hingga saat ini, sebanyak 426 unit telah tiba di lokasi atau di kabupaten, sementara 194 unit lainnya masih belum tiba. Terkait irigasi perpompaan, Sultra memiliki alokasi sebesar 111 unit yang saat ini sedang dalam pengerjaan fisik sebesar 70%, sementara alokasi ABT sebesar 84 unit, 50 unit di antaranya merupakan aspirasi DPR RI.
Ia mencatat hingga saat ini Kabupaten Konawe Selatan telah mendistribusikan sebanyak 16 Unit ke lokasi, Tim PSP Konsel akan melakukan verifikasi kembali lokasi penerima bantuan kaitannya dengan kesesuaian lokasi dengan kapasitas bantuan pompa yang akan diterima.
Namun Kabupaten Konawe progress kegiatannya sangat lambat, sehingga minggu lalu kepala Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Provinsi Sultra berkunjung langsung ke konawe untuk memastikan percepatan kegiatan.
Serta Kabupaten Bombana menerima bantuan mesin pompa air yang merupakan brigade dinas sehingga Dinas Kabupaten akan menempatkan di BPP kecamatan.
Selain itu, Kabupaten Konawe Utara tercatat sudah lama menerima barang namun belum didistribusi sehingga dimohon BSIP selaku penanggungjawab wilayah dapat melakukan koordinasi.
Endah Susilowati, juga menyampaikan bahwa usulan cetak sawah baru di Sultra hingga saat ini mencapai 5.379,8 hektare, dan kemungkinan angka ini masih akan bertambah seiring dengan informasi yang masuk dari penyuluh yang diminta untuk mengusulkan lebih banyak lagi.
Sementara itu, Perwakilan Korem 143/HO, Mayor Arm. Bambang Widiyanto, menyatakan bahwa pihaknya akan menekankan kepada Babinsa untuk memastikan bahwa bantuan pompa air yang sudah tiba di daerah segera diserahkan kepada kelompok tani untuk dimanfaatkan.
Laporan: Ary