![]() |
Kadis Tanaman Pangan dan Peternakan Sulawesi Tenggara, La Ode Muhammad Rusdin Jaya beber cara atasi beras mahal. Foto: Ist |
KENDARI, NOTIFSULTRA.ID - Harga beras yang mahal saat ini dikarenakan mahalnya harga gabah, dan biaya produksi yang tinggi dan faktor cuaca.
Hal itu terungkap dalam rapat koordinasi pengamanan pasokan dan harga pangan jelang Ramadan dan Idul Fitri 1445 H di kantor Gubernur Sulawesi Tenggara.
Kadis Ketahanan Pangan (Ketapang) Sulawesi Tenggara, Ari Sismanto menjelaskan, kenaikan harga beras tertinggi di Buton Utara sebesar Rp 21.000 per liter. Berdasarkan data yang dimilikinya, ketersediaan dan kebutuhan pangan di Sulawesi Tenggara selama 3 bulan ke depan, terbilang aman.
"InsyaAllah stok beras kita aman jelang puasa dan Idul Fitri 2024," tambahnya.
Sementara itu Kadis Tanaman Pangan dan Peternakan Sulawesi Tenggara, La Ode Muhammad Rusdin Jaya menyebutkan, Kabupaten Konawe masih menjadi lumbung padi pemasok beras utama di Sulawesi Tenggara.
"Total target luas tanam padi sampai dengan Maret 2024 seluas 77.431 ha, dimana Konawe merupakan Kabupaten dengan jumlah luas tanam yang paling besar. Target produksi beras bulan Maret sebesar 17.368 ton dan pada bulan April 2024 sebesar 42.523 ton," katanya.
La Ode Muh. Rusdin Jaya, membeberkan faktanya saat ini memang harga gabah kering giling tengah mengalami kenaikan harga, yang mengakibatkan harga beras juga naik.
"Tetapi kebanyakan petani tidak mampu meng-cover biaya produksi yang dikeluarkan, sehingga tidak mampu meningkatkan kesejahteraan petani," ungkapnya.
Selain itu, lanjut Rusdin, bahwa tingginya harga beras belum mampu mengangkat kesejahteraan petani karena faktor produktivitas dan perdagangan petani.
Rusdin membeberkan meski harga beras yang dijual di pasar tinggi, tak akan berpengaruh signifikan terhadap peningkatan kesejahteraan petani karena produktivitas petani rendah.
"Jika produktivitas dari rata-rata 4-5 ton, atau bahkan masih ada yang 3 ton, bisa didorong naik jadi 10 ton per hektare, baru berpengaruh," jelasnya.
Upaya pemerintah provinsi Sulawesi Tenggara untuk berusaha mengatasi problematika diatas melalui Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan provinsi Sulawesi Tenggara adalah memaksimalkan dan meningkatkan pemberian benih padi berkualitas, pemberian pupuk, pemberian pencegahan hama, pemberian bantuan alsin, peningkatan sarana dan prasarana serta infrastruktur pertanian.
"Semua hal itu dilakukan dalam upaya meningkatkan produksi dan produktif di tingkat petani, sehingga pada akhirnya kesejahteraan petani di Sultra bisa menikmati dari tahun ke tahun," tutup Rusdin.
Saat akan menutup kegiatan rakor, Pj Gubernur menyampaikan kepada seluruh jajarannya agar memberikan perhatian khusus dalam persiapan menyambut bulan Ramadan dan Idul Fitri 1445 H tahun ini.
"Pertama, pastikan ketersediaan pasokan. Kedua, Wasdal stabilitas keamanan dan ketertiban utamanya pada simpul-simpul transportasi," jelas Andap.
Serta Ketiga, sinergi Forkopimda dan para pihak terkait dalam rangka peningkatan kesiapsiagaan terhadap potensi gangguan Trantibum Linmas dan potensi bencana.
"Terakhir, pemantauan situasi lapangan dan silaturahmi dengan tokoh masyarakat serta tokoh agama," pungkasnya.
Laporan: Ary