Iklan

iklan

Peningkatan Produksi Komoditas Peternakan Berperan Tingkatkan Pertumbuhan Ekonomi

Sabtu, 30 Maret 2024 | 13:29 WIB Last Updated 2024-06-15T15:27:34Z

Sektor Peternakan merupakan bagian yang tak terlepaskan dari faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Tenggara. Foto: Ist

KENDARI, NOTIFSULTRA.ID
- Sektor Peternakan merupakan bagian yang tak terlepaskan dari faktor pendorong pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Tenggara, tentunya harus sejalan dengan produktivitas peternakan.

Bank Indonesia Sulawesi Tenggara dalam agenda musyawarah rencana pembangunan daerah Sulawesi Tenggara bersama pemerintah daerah, beberkan strategi peningkatan produksi komoditas peternakan.

"Strategi dimaksud adalah peningkatan produksi dan kualitas benih/bibit serta populasi dan produksi ternak, peningkatan ketersediaan dan kualitas pakan ternak, peningkatan jumlah dan pemanfataan sarana dan prasarana peternakan, peningkatan derajat kesehatan hewan dan mempertahankan wilayah bebas penyakit," terang perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Tenggara.

Penyakit hewan menular memang menjadi kendala para peternak, hal itu juga berdampak pada target produksi peternakan, sehingga dibutuhkan penanganan khusus dan peran pemerintah dalam menekan penyakit hewan menular.

Jenis penyakil menular yang kerap melanda ternak diantaranya penyakit mulut dan kuku (PMK), Brucella, Septisemia Epizootica (SE) dan antraks.

Peningkatan Produksi Komoditas Peternakan Berperan Tingkatkan Pertumbuhan Ekonomi. Foto: Ist

Antisipasi penyakit hewan menular, Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Provinsi Sulawesi Tenggara beberkan beberapa upaya pengendalian penyakit hewan menular strategis.

Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Sulawesi Tenggara mengatakan salah satu upaya pengendalian penyakit hewan menular strategis adalah dengan melarang pemasukan, perdagangan, jual beli hewan rentan PHMS.

"Melarang pemasukan hewan ternak seperti sapi, kerbau, kambing, domba dan bami dari wilayah yang sedang ada kasus atau dugaan," ujar Rusdin Jaya.

Lebih lanjut Rusdin jaya mengatakan pihaknya akan melakukan percepatan vaksinasi untuk semua jenis hewan rentan PHMS secara tertarget sesuai dengan juknis dan SOP program vaksinasi, guna mencega atau mengahambat semakin meluasnya kasus kejadian.

Meningkatkan kegiatan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE), kepada pemilik, pengembala, pedagang, penjual dan pengepul ternak dengan populasi tinggi tentang bahaya dan kerugian akibat PHMS dan upaya pencegahan dan pengendalian PHMS, penerapan biosecuriti serta kontrol vektor.

Upaya pengendalian penyakit hewan menular strategis oleh Dinas Tanaman Pangan dan peternakan Sulawesi Tenggara dengan pemberian vaksin pada sapi: Foto: Ist

Rusdin Jaya juga mengatakan pihaknya telah realiasikan vaksin PMK dan vaksin Jembrana, untuk vaksin PMK sebanyak 34.981 dosis dan vaksin Jembrana sebanyak 15.000 dosis.

Selain itu, Distanak Sulawesi Tenggara juga menargetkan akseptor dalam program Sapi Kerbau Komoditas Andalan Negeri (Sikomandan) di tahun 2024 sebanyak 18.000 ekor sapi.

Dimana jumlah 18.000 tersebut menjadi bagian dari kegiatan inseminasi buatan dalam program Sikomandan dengan target kelahiran sebanyak 11.375 ekor.

Dalam program Sikomandan ini pihaknya berfokus pada kegiatan-kegiatan yang bersifat dapat menambah populasi ternak sapi melalui kawin suntik.

Inseminasi buatan atau kawin suntik merupakan suatu cara atau teknik untuk memasukkan sperma yang telah dicairkan dan telah diproses terlebih dahulu yang berasal dari bibit unggul lalu dimasukkan ke dalam saluran alat kelamin betina.

Laporan: La Ode Andi Rahmat 

iklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Peningkatan Produksi Komoditas Peternakan Berperan Tingkatkan Pertumbuhan Ekonomi

Trending Now

Iklan

Iklan

Iklan