![]() |
Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Sulawesi Tenggara menyebut
setidaknya ada 491 ternak sapi terjangkit penyakit jembrana periode
sejak Januari-Maret 2024. Foto: Ist |
KENDARI, NOTIFSULTRA.ID - Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Sulawesi Tenggara menyebut setidaknya ada 491 ternak sapi terjangkit penyakit jembrana periode sejak Januari-Maret 2024.
Hal tersebut diungkapkan oleh, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Sulawesi Tenggara, La Ode Muhammad Rusdin Jaya, ia mengungkapkan angka kematian ini termasuk angka yang mengkhawatirkan.
"Mengingat ini baru memasuki bulan Maret di 2024 tetapi sudah ada 491 kasus kematian pada ternak sapi," jelasnya.
Rusdin menambahkan Penyebaran penyakit jembrana terbanyak ada di Kabupaten Konawe dan Konawe Selatan serta beberapa kabupaten lainnya seperti Kolaka Timur, Kolaka, Kolut, Konut, Bombana dan Kota Kendari.
"Hal ini tentu menjadi atensi bersama terkait penyebaran virus Jembrana ini," bebernya.
Rusdin menyebut agar setiap petugas kesehatan di masing-masing wilayah dapat memantau jika ada hewan ternak yang tiba-tiba mati untuk segera dilakukan penindakan dan pencegahan secara cepat.
"Karena virus Jembrana ini penularannya sangat cepat, jadi penindakan juga harus cepat," ungkapnya.
![]() |
Masyarakat untuk tidak perlu panik maupun khawatir
karena sapi yang sekalipun terpapar virus jembrana masih aman untuk
dikonsumsi manusia.Foto: Ist |
Rusdin juga menghimbau kepada peternak agar ketika ada gejala pada ternak sapi untuk segera dilakukan penindakan dan diantisipasi minimal pemberian vitamin dan vaksin.
Ia juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak perlu panik maupun khawatir karena sapi yang sekalipun terpapar virus jembrana masih aman untuk dikonsumsi manusia.
"Karena virus ini tidak dapat menular dari hewan ke manusia maupun sebaliknya," ungkapnya.
Namun lanjut Rusdin, virus jembrana ini justru dikhawatirkan mengurangi populasi sapi di Sulawesi Tenggara dan dapat memberikan kerugian kepada para peternak.
Rusdin membeberkan pihaknya saat ini telah menyiapkan dan mendistribusikan 15.000 dosis vaksin Jembrana dalam mengantisipasi kenaikan kematian pada sapi di setiap Kabupaten/Kota se-Sulawesi Tenggara.
Rusdin menambahkan jumlah vaksin yang yang ada itu sesuai jumlah data di lapangan yang telah di input melalu Isiknas, serta untuk vaksin telah didistribusikan sejak Januari 2024.
![]() |
Virus jembrana ini justru dikhawatirkan mengurangi populasi sapi di
Sulawesi Tenggara dan dapat memberikan kerugian kepada para peternak. Foto: Ist |
Rusdin optimis dengan adanya distribusi 15.000 vaksin Jembrana ini akan mengurangi angka kematian pada sapi.
Sementara itu Kepala UPTD Kesehatan Hewan, Distanak Sultra, drh Rakhwana membeberkan dengan berlakunya aplikasi lalulintas ternak per 2 Februari 2024 ini jadi semua pemasukan dan pengeluaran ternak di Sulawesi Tenggara akan terpantau.
"Jadi nantinya tanpa surat-surat pemeriksaan kesehatan pada ternak yang akan masuk maupun keluar itu tidak akan bisa," bebernya.
Pengaturan lalulintas ternak ini juga sebagai antisipasi penyebaran penyakit Jembrana pada sapi baik yang akan masuk di Sulawesi Tenggara maupun yang akan keluar.
Laporan: La Ode Andi Rahmat