Dinas tanaman pangan Sulawesi Tenggara memiliki peranan penting dalam menurunkan angka stunting. Foto: Ist
KENDARI, NOTIFSULTRA.ID - Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan (Distanak) Sulawesi Tenggara terus berperan aktiv dalam menekan prevalensi atau kenaikan stunting di Sulawesi Tenggara.
Dimana dalam menekan angka stunting di Sulawesi Tenggara Distanak terus mengembangkan benih padi yang kaya gizi yakni Inpari IR Nutri Zinc kepada 8 kabupaten se-Sulawesi Tenggara yang prevalensi stunting nya masih tinggi.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Sulawesi Tenggara, La Ode Muhammad Rusdin Jaya menyampaikan bahwa pihaknya telah menyalurkan dan mengembangkan benih padi varietas Inpari IR Nutri Zinc di 8 kabupaten.
8 kabupaten tersebut yaitu Bombana, Konawe Selatan (Konsel) Konawe Utara (Konut) Konawe Kepulauan (Konkep), Kolaka Timur (Koltim) Kolaka Utara (Kolut) Kolaka dan Kabupaten Buton.
Rusdin Jaya mengungkapkan Inpari IR Nutri Zinc (INZ) adalah varietas padi sawah yang memiliki kandungan unsur Zn (Zinc) lebih tinggi dari varietas yang lain. Karena kandungan Zn yang tinggi, Inpari IR Nutri Zinc berpotensi mencegah terjadinya stunting.
"Rendah gula tapi kandungan gizi lainnya tinggi. Ini untuk mencegah stunting," ucapnya.
Rusdin berharap dengan adanya peran pemerintah kabupaten (pemkab) yang menerima bantuan benih padi ini agar beras yang dihasilkan dapat sampai pada masyarakat yang kurang mampu atau yang beresiko stunting.
Sementara itu Kepala Seksi Produksi Benih Padi Distannak Provinsi Sultra, Sarmin mengatakan pengembangan benih padi Nutri Zinc merupakan upaya yang dilakukan Distanak agar dapat dirasakan manfaatnya terutama oleh masyarakat yang beresiko stunting.
Lanjut Sarmin, pihaknya khawatir ketika petani memanen hasil benih yang diberikan dan tidak ada keberpihakan pemkab untuk menyerap hasil panen itu maka bantuan yang diberikan akan sia-sia.
"Karena ketika gabahnya sudah dibeli oleh tengkulak lalu dicampur dengan varietas lain dan dimasukan ke penggilingan-penggilingan besar maka peran terhadap penanganan stunting itu menjadi tidak ada," ucap Sarmin.
Diharapkan lanjut Sarmin, Pemkab melalui dinas terkait membantu agar bagaimana caranya agar beras yang dihasilkan bisa dimanfaatkan oleh masyarakat yang membutuhkan.
"Apakah itu mungkin dengan penyediaan penggilingan khusus agar tidak tercampur dengan varietas lain dan hasilnya dibagikan ke masyarakat. Dinas Puskesmas kan sudah punya data mana daerah yang ada stunting," terangnya.
Laporan: Rhay