KENDARI, NOTIFSULTRA.ID - Pemerintah Provinsi Sulawesi Tenggara melalui Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Provinsi Sulawesi Tenggara terus berupaya perkuat sub sektor tanaman pangan dan peternakan dalam menekan laju pertumbuhan inflasi.
Upaya tersebut dituangkan dalam berbagai program yang sementara dijalankan maupun program yang telah berjalan dengan baik seperti target tanam maupun target panen.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Provinsi Sulawesi Tenggara, La Ode Muh. Rusdin Jaya menjelaskan target MT (musim tanam) padi berdasarkan KSA (kerangka sampel area) dibagi menjadi 2 periode yaitu MT OKMAR (Oktober-Maret) MT ASEP (April-September).
"Total target luas tanam padi di Sulawesi Tenggara pada periode MT OKMAR dan MT ASEP adalah 158.478 ha, Kabupaten Konawe adalah wilayah dengan luas jumlah tanam paling besar, disusul Kabupaten Kolaka Timur, Kabupaten Konawe Selatan dan Kabupaten Bombana," tutur Rusdin Jaya.
![]() |
luas tanam jagung di Sulawesi Tenggara pada periode MT Oktober 2023 sampai dengan Maret 2024 adalah 34.597 ha. Foto: Ist |
Lebih lanjut Rusdin Jaya mengatakan, target produksi beras mulai Januari-April 2024 di Provinsi Sulawesi Tenggara berturut-turut yaitu 6.649 ton, 7.953 ton, 17.368 ton, 42.523 ton.
"Target produksi beras untuk bulan Maret-April 58.891 ton, sementara kemungkinan kosumsi beras periode tersebut sebanyak 42,335 ton, jadi masih surplus 17.556 ton," ujarnya.
Sementara itu target untuk luas tanam jagung di Sulawesi Tenggara pada periode MT Oktober 2023 sampai dengan Maret 2024 adalah 34.597 ha. Kabupaten Muna merupakan kabupaten dengan jumlah luas tanam yang paling besar, disusul Kabupaten Muna Barat, Kabupaten Kolaka Timur, dan Kabupaten Konawe Selatan.
Lebih lanjut di sektor peternakan Distanak Sulawesi Tenggara target daging dan telur periode Maret-April 2024 yaitu daging sapi 443,449 kg, daging ayam 1,884,955 kg, telur ayam 7,428,090 kg.
![]() |
Target produksi beras mulai Januari-April 2024 di Provinsi Sulawesi
Tenggara berturut-turut yaitu 6.649 ton, 7.953 ton, 17.368 ton, 42.523
ton. Foto: Ist |
Sementara itu, Kepala Dinas Bappeda Sulawesi Tenggara, yang dalam hal ini di wakili oleh Kepala Bidangnya menjelaskan Komoditas utama penyumbang inflasi di Sulawesi Tenggara adalah beras, dengan inflasi sebesar 21,64% dan andil 1,17%. Produksi beras Sultra tahun 2023 sebesar 275, 31 ribu ton, naik sebesar 0,09% dibanding tahun 2022 yang sebesar 275,06 ribu ton.
Lanjutnya, terdapat beberapa permasalahan dalam penanganan inflasi melui sektor pertanian seperti belum optimalnya produksi dan produksivitas pertanian termasuk pengembangan pertanian organik.
Serta, Belum optimalnya nilai tamba hasil produksi, masih rendahnya penguatan kelembagaan kelompok petani, Dampak perubahan iklim serta kurangnya minat generasi muda untuk menjadi petani.
Lebih lanjut ia menjelaskan dalam mendukung sektor pertanian di Sulawesi Tenggara Pemerintah Provinsi akan melaksanakan program penyediaan dan pengembangan sarana pertanian, program pengendalian dan penanggulangan bencana pertanian
"Serta orogram perizinan usaha pertanian, dan program penyuluhan pertanian," bebernya.
Laporan: La Ode Andi Rahmat