![]() |
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Provinsi Sulawesi Tenggara, LM Rusdin Jay. Foto: Ist |
KENDARI, NOTIFSULTRA.ID - Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan (DISTANAK) Provinsi Sulawesi Tenggara, terus melakukan berbagai upaya dalam menghadapi prediksi musim kemarau tahun 2024, salah satunya dengan menggenjot program pompanisasi untuk memastikan stok ketersediaan air bagi kebutuhan pertanian.
Untuk memastikan program pompanisasi berjalan dengan baik, Distanak Sulawesi Tenggara bekerja sama dengan Badan Standarisasi Instrumen Pertanian (BSIP) yang terkosentari pada 13 kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Tenggara.
Untuk diketahui terdapat tiga titik lokasi di Sulawesi Tenggara bakal dilakukan Perluasan Areal Tanam (PAT) melalui program Pompanisasi, sesuai arahan Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman.
![]() |
Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan (DISTANAK) Provinsi Sulawesi
Tenggara, terus melakukan berbagai upaya dalam menghadapi prediksi musim
kemarau tahun 2024. Foto:Ist |
3 lokasi tersebut yakni Desa Matabura Kecamatan Amonggedo dan Desa Belatu Kecamatan Pondidaha Kabupaten Konawe dan Desa Sindang Kasih, Kecamatan Ranomeeto Barat, Kabupaten Konsel Kesemuanya merupakan sentra pertanaman padi sawah di Sultra dengan total luas hamparan kurang lebih 1.040 ha.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Provinsi Sulawesi Tenggara, LM Rusdin Jaya mengungungkan program pompanisasi ketika rapat Virtual pers rilis prakiraan musim kemarau Provinsi Sulawesi Tenggara bersama Deputi bidang Klimatologi, Ardhasena Sopaheluwakan dan Pj Gubernur Sulawesi Tenggara Komjen Pol (Purn) Andap Budhi Revianto.
"13 Daerah program pompanisasi diantaranya Kabupaten Konawe, Kabupaten Bombana, Kabupaten Kolaka, Kabupaten Konawe Selatan, Kabupaten Buton, Kabupaten Muna, Kabupaten Muna Barat, Kabupaten Kolaka Timur, Kabupaten Kolaka Utara, Kabupaten Buton Tengah dan Kabupaten Buton Selatan," ujar Rusdin Jaya.
Selain progran pompanisasi, Distanak Provinsi Sulawesi Tenggara telah melakukan program membagikan benih padi dengan spesifikasi unggul dan tahan terhadap kondisi cuaca kering. Sehingga Ketika petani menghadapi musim kemarau tidak signifikan menggangu jumlah produksi pangan di Sulawesi Tenggara.
![]() |
Pj Gubernur Sulawesi Tenggara Andap Budhi Revianto |
Dalam kesempatan tersebut, BMKG memaparkan tentang prakiraan awal musim kemarau di Sultra serta imbauan agar pemerintah mulai melakukan langkah mitigasi bencana hidrometeorologi jelang musim pancaroba.
Informasi prakiraan musim disampaikan oleh BMKG wajib disikapi dengan menyusun langkah pencegahan bencana, mitigasi serta kesiap-siagaan penanganan bencana.
Kemarau panjang dibarengi Elnino sempat dialami sebagian besar wilayah Sultra pada akhir tahun 2023, kata Andap, menjadi pembelajaran bagi kepala daerah dan instansi terkait.
Hal itu di ungkapkan Pj Gubernur Sulawesi Tenggara Andap Budhi Revianto menegaskan Mencegah lebih baik. Sebagai aparatur, gunakan informasi itu dengan baik. Bencana hidrometeorologi adalah bencana yang sering terjadi di Sultra. Ada peningkatan dari waktu ke waktu.
"Siapkan langkah. Intens memonitoring informasi disampaikan BMKG. Kalau kita sudah berusaha maksimal, Insyaallah bisa perkecil dampaknya. Seluruh unsur pentahelix lakukan langkah mitigasi preventif," jelas Andap Budhi.
Laporan: La Ode Andi Rahmat