![]() |
Bappeda Sultra Sebut Penguatan Subsektor Tanaman Pangan dan Peternakan Bisa Tekan Inflasi. Foto: Ist |
KENDARI, NOTIFSULTRA.ID - Penguatan subsektor Tanaman pangan dan peternakan dinilai dapat menekan inflasi di Sulawesi Tenggara, sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan perlahan berdanding lurus dengan tingkat kesejahteraan masyarakat.
Hal itu diungkapkan oleh Kepala Badan Pendapatan Daerah Sulawesi Tenggara, bapak Robert paparannya dalam musyawarah rencana pembangunan peternakan (Musrembangtan) Sulawesi Tenggara.
Ia mengatakan untuk inflasi tahun ke tahun Provinsi Sulawesi Tenggara sebesar 2,90% bulan februari 2024, didasari target inflasi yang ditentukan tahun 2024 yakni sebesar 2,5% +- 1%, maka inflasi tahun ke tahun masih dalam rentan terkendali yaitu rentang 1,5% hingga 3,5%.
"Komoditas utama penyumbang inflasi adalah beras dengan inflasi sebesar 21,64% dan andil 1,17%. Produksi beras tahun 2023 sebesar 275,31 ribu ton. Naik sebesar 0,09% dibanding tahun 2022 yang sebesar 275,06 ribu ton," ujar Robert.
Tentunya dalam peningkatan produksi pertanian ada masalah yang mesti dihadapi seperti belum optimalnya produksi dan produktivitas pertanian termasuk pengembangan pertanian organik, belum optimalnya nilai tambah hasil produksi, masih lemahnya penguatan kelembagaan kelompok tani, dampak perubahan iklim dan kurangnya generasi muda untun menjadi petani.
![]() |
Kadis Tanak Sultra upayakan peningkatan produksi akan diwujukan dengan pemberian bantuan kepada petani. Foto: Ist |
Sementara itu Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Provinsi Sulawesi Tenggara, sebagai stakeholder yang menangani langsung subsektor tanaman pangan dan peternakan terus berupaya menjaga dan meningkatkan produktivitas pertanian di Sulawesi Tenggara.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Provinsi Sulawesi Tenggara La Ode Muhamad Rusdin Jaya mengatakan, upaya peningkatan produksi akan diwujukan dengan pemberian bantuan kepada petani.
"Pihak kami menyiapkan bantuan benih padi dan juga bantuan benih jagung yang nantinya akan disalurkan kepada petani," ujar Rusdin Jaya.
Lebih lanjut Rusdin Jaya mengatakan Distanak Sulawesi Tenggara akan menyiapkan bantuan benih padi seluas 21.000 ha, terdiri dari 18.000 sakter perintah pusat dan 2.000 ha TP Provinsi Sulawesi Tenggara.
Untuk bibit jagung bantuan yang disiapkan seluas 12.000 ha, terdiri dari 10.000 ha sakter pemerintah pusat dan 2.000 ha TP Provinsi Sulawesi Tenggara.
Kemudian untuk bibit jagung disiapkan sebanyak 2.050 kg terdiri dari 800 kg di Kabupaten Konawe, 1.250 kg di Kabupaten Muna, yang bersumber dari APBD.
Selain upaya penyediaan bibit pertanian, Distanak Sulawesi Tenggara juga menyiapkan dukungan SDM seperti PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan) dan PPOT (Petugas Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) untuk mengawal upaya peningkatan produksi dan mengurangi susut hasil produksi.
![]() |
Peningkatan sektor pertanian dapat menekan angka inflasi di Sulawesi Tenggara. Foto: Ist |
Selanjutnya ada juga upaya PAT Oplah (Perluasan Areal Tanam Optimalisasi lahan) atau LTT (Luas Tambah Tanam), pompanisasi 13 kabupaten/kota di Sulawesi Tenggara, dan pagi gogo sementara dalam sinkronisasi data, padi gogo merupakan padi yang dibudidayakan di lahan kering atau di ladang dan di kebun. Kelebihan padi gogo adalah tidak memerlukan sistem irigasi khusus.
Rusdin Jaya menjelaskan target MT (musim tanam) padi berdasarkan KSA (kerangka sampel area) dibagi menjadi 2 periode yaitu MT OKMAR (Oktober-Maret) MT ASEP (April-September).
"Total target luas tanam padi di Sulawesi Tenggara pada periode MT OKMAR dan MT ASEP adalah 158.478 ha, Kabupaten Konawe adalah wilayah dengan luas jumlah tanam paling besar, disusul Kabupaten Kolaka Timur, Kabupaten Konawe Selatan dan Kabupaten Bombana," tutur Rusdin Jaya.
Lebih lanjut Rusdin Jaya mengatakan, target produksi beras mulai Januari-April 2024 di Provinsi Sulawesi Tenggara berturut-turut yaitu 6.649 ton, 7.953 ton, 17.368 ton, 42.523 ton.
"Target produksi beras untuk bulan Maret-April 58.891 ton, sementara kemungkinan kosumsi beras periode tersebut sebanyak 42,335 ton, jadi masih surplus 17.556 ton," ujarnya.
Sementara itu target untuk luas tanam jagung di Sulawesi Tenggara pada periode MT Oktober 2023 sampai dengan Maret 2024 adalah 34.597 ha. Kabupaten Muna merupakan kabupaten dengan jumlah luas tanam yang paling besar, disusul Kabupaten Muna Barat, Kabupaten Kolaka Timur, dan Kabupaten Konawe Selatan.
Laporan: La Ode Andi Rahmat