![]() |
Bank Indonesia Beber Sektor Pertanian Jadi Faktor Pertumbuhan Perekonomian di Sultra. Foto: Ist |
KENDARI, NOTIFSULTRA.ID - Bank Indonesia perwakilan Sulawesi Tenggara beber kondisi perekonomian Sulawesi Tenggara dari sisi permintaan dan penawaran, dalam musyawarah perencanaan pembagunan pertanian daerah Sulawesi Tenggara.
Salah satu sektor yang mendorong pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Tenggara adalah sektor pertanian meskipun kerap kali menghadapi tantangan dalam produksi petani.
Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Tenggara, mengatakan pada triwulan IV 2023, perekonomian Sulawesi Tenggara tumbuh sebesar 5,25% (yoy). Terakselerasi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh sebesar 4,92% (yoy). Serta lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi nasional yang tercatat sebesar 5,04% (yoy).
Dari sisi penawaran, akselerasi pertumbuhan terjadi pada LU pertanian sebagai dampak harga komoditas perkebunan yang mendorong peningkatan NTP perkebunan (13,19% yoy).
"Selain itu, industri pengolahan mengalami akselerasi yang didorong oleh optimalisasi produksi industri pengolahan nikel serta didukung oleh peningkatan produksi industri pengolahan ikan," ujar perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Tenggara.
![]() |
tabel pertumbuhan perekonomian di Sulawesi Tenggara. Foto: Ist |
Lebih lanjut ia mengatakan searah dengan sisi penawaran, pada permintaan, pertumbuhan didorong oleh peningkatan konsumsi rumah tangga yang tercermin dari indeks penjualan rill.
Komponen ekspor juga mengalami peningkatan searah dengan meningkatnya permintaan aspal buton setelah dormant pada tahun 2022 dan permintaan stailes stell dari tiongkok.
Dalam paparan tersebut sektor pertanian menjadi salah satu pendorong ekonomi di Sulawesi Tenggara, tentu menjadi angin segar bagi Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan (Distanak) Sulawesi Tenggara sebagai stakeholder yang menangani sektor pertanian.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Sulawesi Tenggara mengatakan, pertumbuhan ekonomi sektor pertanian tentunya telah menjadi atensi bapak Pj Gubernur Sulawesi Tenggara terhadap swasembada pangan.
"Tentunya pertumbuhan ekonomi harus sejalan dengan kesejahteraan petani, serta meskipun kita dalam keadaan sebelumnya beberapa kawasan pertanian terendam banjir dan kelangkaan pupuk dibeberapa titik," ujar Rusdin Jaya.
![]() |
tabel perdagangan di Sulawesi Tenggara, Sumber : BI Perwakilan Sultra |
Rusdin juga mencatat potensi lahan produktif seluas hampir 3 Juta hektar memprioritaskan sektor pertanian dan perkebunan sebagai sektor utama penggerak roda ekonomi.
Luas potensi lahan produktif seluas 2.837.832 hektar, dengan rincian sawah fungsional seluas 119.324 hektar, dan Non sawah atau ladang/lahan kering seluas 2.718.158 hektar.
Dalam pengembangan kawasan pertanian berbasis koorporasi merujuk pada Pergub Nomor 681 tahun 2022 tentang penetapan lokasi kawasan pertanian berbasis korporasi petani di Provinsi Sulawesi Tenggara.
"Penetapan lokasi prioritas kawasan pertanian berbasis koorporasi petani untuk komoditas padi, jagung dan kedelai dilakukan dengan pertimbangan potensi wilayah," ujar Rusdin Jaya.
Lokasi kawasan pertanian Sulawesi Tenggara berbasis koorporasi petani dikembangkan melalui penguatan perencanaan program, kegiatan, dan anggaran yang sesuai, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi dan pelaporan.
Laporan: La Ode Andi Rahmat