Iklan

iklan

Bank Indonesia Beber Peluang Ekonomi Berkelanjutan Melalui Hilirisasi Pertanian di Sulawesi Tenggara

Minggu, 31 Maret 2024 | 13:08 WIB Last Updated 2024-06-15T15:26:49Z

Bank Indonesia Beber Peluang Ekonomi Berkelanjutan Melalui Hilirisasi Pertanian di Sulawesi Tenggara. Foto: Ist

KENDARI, NOTIFSULTRA.ID
- Hilirisasi pertanian pada umumnya menjadi salah-satu faktor pertumbuhan produksi sehingga memenuhi kebutuhan pasar dan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Sulawesi Tenggara.

Konsep hilirisasi pertanian diungkapkan perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Tenggara dalam agenda musyarawah perencanaan pembangunan pertanian (Musrembangtan) Sulawesi Tenggara.

Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi tenggara mengatakan hilirisasi pertanian dapat membentuk kawasan industri kawasan pertanian terintegrasi, diperlukan investasi pengolahan beras di Sulawesi Tenggara, terutama dari pihak swasta.

"Investor potensial diantaranya pengolah beras besar dari Sulawesi Selatan. Pertanian terintegrasi mengoptimalkan pupuk organik mengurangi ketergantungan pupuk kimia," ujar Perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Tenggara.

Lebih lanjut perwakilan Bank Indonesia Sulawesi Tenggara mengatakan hilirisasi pertanian tentu akan berdampak pula pada kesejahteraan petani karena hasil pertanian di olah langsung di Sulawesi Tenggara.

Sektor pertanian menjadi salah satu pendorong perekonomi di Sulawesi Tenggara,Foto: Ist

Dalam paparan tersebut sektor pertanian menjadi salah satu pendorong ekonomi di Sulawesi Tenggara, tentu menjadi pekerjaan rumah untuk Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan (Distanak) Sulawesi Tenggara sebagai stakeholder yang menangani sektor pertanian.

Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Sulawesi Tenggara La ode Muhammad Rusdin Jaya mengatakan, pertumbuhan ekonomi sektor pertanian tentunya telah menjadi atensi bapak Pj Gubernur Sulawesi Tenggara terhadap swasembada pangan.

"Tentunya pertumbuhan ekonomi harus sejalan dengan kesejahteraan petani, berbagai upaya akan terus dilakukan ," ujar Rusdin Jaya.

Rusdin membeberkan terdapat 5 keuntungan dalam berinvestasi di sektor pertanian yang belum banyak orang ketahui yang dapat meningkatkan perekonomian di Sulawesi Tenggara.

1. Tingkat keamanan modal dan risiko

Keuntungan investasi pertanian yang pertama adalah tingkat keamanan modal yang tinggi serta tingkat risiko yang rendah. Banyak orang ragu berinvestasi karena risiko kerugian yang tinggi.

Secara historis, investasi pertanian memperlihatkan karakteristik perlindungan modal yang kuat selama periode waktu yang lama. Tidak seperti investasi pada sumber daya lainnya seperti pertambangan maupun minyak & gas, lahan pertanian yang dikelola dengan baik bisa menjadi sumber daya yang sepenuhnya terbarukan dan akan tetap produktif selamanya.

2. Berkorelasi positif dengan inflasi

Sebagai kelas aset agregat, lahan pertanian telah terbukti memiliki korelasi positif dengan inf asi. Secara historis, nilai- nilai tanah pertanian umumnya meningkat lebih cepat dibanding inflasi, membuat tanah pertanian menjadi pelindung nilai inf asi yang efektif dan bisa membuat modal lebih aman.

Kadis tanak Sulawesi Tenggara beber terdapat 5 keuntungan dalam berinvestasi di sektor pertanian yang belum banyak orang ketahui. Foto: Rhay

3. Investasi lahan pertanian menghasilkan pengembalian total yang tinggi

Investasi lahan pertanian menangkap pengembalian operasi dan modal melalui kombinasi pendapatan sewa dan apresiasi nilai aset.

Secara historis, total hasil dari lahan pertanian telah berulang kali mengungguli aset utama termasuk saham, obligasi, dan real estate komersial di berbagai pasar dan skala waktu, meskipun tingkat risikonya relatif rendah

4. Aset penghasil pendapatan yang stabil

Tidak seperti inf ationary hedges (lindung nilai inf asi) populer lainnya seperti logam mulia, lahan pertanian dapat memberikan pendapatan reguler kepada investor, menjadikannya pengganti yang berguna bagi pendapatan "bebas risiko" yang hilang pada deposito tunai dan obligasi karena suku bunga rendah. Aset riil pertanian menawarkan tingkat pendapatan yang dapat diandalkan di atas 5% setiap tahun.

5. Investasi lahan pertanian memberikan volatilitas pendapatan yang lebih rendah

Dengan memasukkan tanah pertanian dalam portofolio aset campuran, investor dapat mengurangi kemungkinan kekurangan pendapatan selama periode ketika aset lain mungkin menghasilkan sedikit atau tanpa pendapatan. Keuntungan ini khususnya dapat dirasakan dalam model penyewaan lahan pertanian.

Lanjut Rusdin, dengan adanya keuntungan investasi pertanian ini diharapkan para investor atau petani muda dapat terus mengembangkan pertanian Sulawesi Tenggara menuju Swasembada Pangan Nasional.

Laporan: La Ode Andi Rahmat 

iklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Bank Indonesia Beber Peluang Ekonomi Berkelanjutan Melalui Hilirisasi Pertanian di Sulawesi Tenggara

Trending Now

Iklan

Iklan

Iklan