Distanak Sulawesi Tenggara paparkan langkah dan strategi wujudkan swasembada di Sulawesi Tenggara. Foto: Ist
KENDARI, NOTIFSULTRA.ID - Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Sulawesi Tenggara (Distanak) memaparkan langkah dan strategi wujudkan swasembada pangan dan membagi tiga zonasi dalam pengembangan kawasan tanaman pangan.
Pertama ada Zona Kawasan Padi ada di tiga kabupaten yaitu Kabupaten Konawe, Konawe Selatan, dan Bombana.
Kedua ada Zona Kawasan Jagung yang terbagi di tiga kabupaten yaitu, Kabupaten Konawe Selatan, Muna dan Muna Barat.
Ketiga Zona Kedelai yang di bagi dalam dua kabupaten, yaitu Kabupaten Konawe dan Konawe Selatan.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Sulawesi Tenggara, La Ode Muh. Rusdin Jaya mengatakan terdapat langkah-langkah yang harus di ambil dalam pengembangan kawasan ini di tahun 2024 dan 3 tahun selanjutnya.
Pengembangan proyek perubahan barakati dalam mendukung Sulawesi Tenggara menuju swasembada pangan Nasional. Foto: Ist
Lanjut Rusdin, pertama pihaknya bakal menetapkan Kawasan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B), berdasarkan hasil data BPS LP2B ini untuk luas kawasan bertambah.
"Ini telah tersinkronisasi dengan kementrian ATR, dan ini adakan merubah produksi dan produktivitas kita dari sisi angka," ungkap Rusdin, Rabu (6/12/2023).
Kedua, ungkap Rusdin, yaitu penguatan kelembagaan kelompok pertanian melalui pemberdayaan penyuluh pertanian dan peningkatan kelas kemampuan kelompok tani.
"Ini harus dapat di terjemahkan dalam bentuk kegiatan-kegiatan yang konkrit, pentingnya kita sebagai penyuluh bagaimana kita lakukan pemberdayaan kepada petani di masing-masing wilayah," bebernya.
Ketiga dan yang menjadi atensi Pj Gubernur Sulawesi Tenggara yaitu peningkatan sarana dan prasarana seperti alsintan, jasa produksi dan irigasi tersier pertanian, karena hampir di semua kabupaten/kota prasarana pertanian belum memadai.
Keempat perbaikan data pertanian untuk optimalisasi kebutuhan penggunaan pupuk dan sarana prasarana pertanian, dan terkhusus pupuk ini menjadi atensi semua pihak karena hampir semua kabupaten/kota mengalami kelangkaan.
Pemerintah Sulawesi Tenggara terus bergerak dan hadir ditengah kesulitan yang dihadapi oleh petani. Foto: Ist
"Kita akan rekomendasikan untuk perubahan pengusulan penerima pupuk bersubsidi, yang tadinya berbasis kelompok tani, ke depan kita berbasis luas kawasan," bebernya.
Dan yang kelima yaitu program peningkatan populasi ternak sapi, ayam dan itik, ini penting karena selama ini biasa bergantung di daerah tetangga, mudah-mudahan di tahun berikutnya Sulawesi Tenggara bisa menjadi swasembada juga untuk telur, ternak sapi dan itik.
Rusdin menambahkan Pemerintah Sulawesi Tenggara terus bergerak dan hadir ditengah kesulitan yang dihadapi oleh petani, karena tujuan akhir dari bertani bukanlah menumbuhkan tanaman, tetapi menjaga kehidupan.
Rusdin optimis bahwa rencana ini akan membawa perubahan positif dan kesejahteraan bagi petani dan peternak lokal, sekaligus berkontribusi pada ketahanan pangan dan lingkungan di Sulawesi Tenggara.
Diharapkan, langkah-langkah ini dapat menjadi inspirasi bagi daerah-daerah lain dalam menghadapi tantangan perubahan iklim di sektor pertanian dan peternakan.
Laporan: Rhay