Iklan

iklan

Distanak Sulawesi Tenggara Ungkap Ratusan Ternak Babi Mati Terjangkit Virus ASF

Minggu, 17 Desember 2023 | 00:17 WIB Last Updated 2023-12-22T14:24:39Z

Program vaksinasi pada ternak babi untuk mencegah penyebaran virus ASF dan PMK. Foto: Ist

KENDARI, NOTIFSULTRA.ID
- Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Sulawesi Tenggara catat 356 ternak babi yang berada di Konawe Selatan mati setelah terjangkit virus African Swine Faver (ASF). 

ASF adalah penyakit pada babi yang sangat menular dan dapat menyebabkan kematian pada babi hingga 100%. Kondisi yang tentunya mengakibatkan kerugian ekonomi yang sangat besar. Virus ASF sangat tahan hidup di lingkungan serta relatif lebih tahan terhadap disinfektan. 


ASF tidak berbahaya bagi manusia dan bukan masalah kesehatan masyarakat. ASF juga bukan penyakit yang dapat menular dari hewan ke manusia (zoonosis). 


Jadi produk babi dipastikan tetap aman untuk konsumsi. Sayangnya, hingga saat ini, belum ditemukan vaksin untuk pencegahan penyakit ASF.


Distanak Sulawesi Tenggara ungkap ratusan ternak babi di Konawe Selatan mati akibat virus ASF. Foto: Ist

Kepala UPTD Kesehatan Hewan, Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Sulawesi Tenggara drh Rakhwana membeberkan gejala pada babi yang terinfeksi ASF antara lain demam tinggi, kehilangan nafsu makan, depresi, muntah, diare, abortus (keguguran), radang sendi, pendarahan pada kulut dan organ dalam serta perubahan warna kulit menjadi ungu. 


"Dan ini juga biasanya di tandai dengan kematian mendadak pada ternak babi," jelasnya. 


drh Rakhwana menjelaskan penyebaran virus ASR diibaratkan seperti anak tangga itu akan terus menyebar dan menjangkit babi di satu wilayah hingga makin banyak dan makin banyak. 


"Jadi kalau hari ini satu terjangkit, besok 2, bertambah jadi 4, 6, 9, begitu seterusnya, pokoknya seperti anak tangga," bebernya. 


drh Rakhwana menjelaskan untuk penyakit ASF hanya bisa di obati dengan melakukan vaksinasi, sementara untuk mencegah itu dilakukan dengan pemberian vitamin dan melakukan penyemprotan desinfektan untuk kandang babi. 


Penerapan biosekuriti kepada ternak babi sangat penting untuk mencegah babi terjangkit virus ASF. Foto: Ist

drh Rakhwana membeberkan langkah strategis utama dalam mencegah terjadi ASF adalah melalui penerapan biosekuriti dan manajemen peternakan babi yang baik serta pengawasan yang ketat dan intensif untuk daerah yang berisiko tinggi. 


"Beberapa peternak saat ini sudah menerapkan biosekuriti misalkan dengan memasang kelambu pada kandang dan secara tradisional membakar di sekitar kandang untuk mengusir lalat," ungkapnya. 


Untuk penularan virus ASF itu bisa melalui perantara manusia, lalat, nyamuk maupun udara. Berdasarkan kajian analisa risiko, ada beberapa faktor yang menyebabkan masuknya ASF, seperti pemasukan daging babi dan produk babi lainnya, sisa-sisa pakanan (swill feeding), serta kontak dengan babi di lingkungannya.


Sementara itu, Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Sulawesi Tenggara, La Ode Muh. Rusdin Jaya mengatakan pihaknya telah menyampaikan terkait adanya penyebaran Virus ASF di Sulawesi Tenggara ke Kementerian Pertanian. 


"Kami sudah melaporkan untuk meminta vaksin ASF ini ke kementerian," jelasnya. 


Laporan: Feby


iklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Distanak Sulawesi Tenggara Ungkap Ratusan Ternak Babi Mati Terjangkit Virus ASF

Trending Now

Iklan

Iklan

Iklan