Distanak Sulawesi Tenggara gelar temu teknis bersama seluruh penyuluh kabupaten/kota se-Sulawesi Tenggara. Foto: Rhay/Notifsultra
KENDARI, NOTIFSULTRA.ID - Penyuluh pertanian merupakan garda terdepan dalam peningkatan produksi dan produktivitas komoditas pertanian untuk mewujudkan pencapaian swasembada pangan di Sulawesi Tenggara.
Sebab keberhasilan pembangunan pertanian memerlukan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia (SDM) pertanian yang memadai sebagai pelaku utama dan pelaku pendukung.
Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Sulawesi Tenggara terhadap peningkatan kapasitas dan kualitas penyuluh pertanian terus diupayakan.
Penyuluh pertanian terus ditekankan untuk pengembangan potensi diri dengan meningkatkan kompetensi, kemandirian intelektual, dan sosial sehingga dapat melayani petani dan berusaha tani agar lebih baik.
Kepala Bidang Penyuluhan Distanak Sulawesi Tenggara, Mazhfia Umar, mengatakan peningkatan produktivitas itu ada di tangan petani dan penyuluh.
Karena itu, Distanak Sulawesi Tenggara siap untuk genjot produktivitas dengan mensupport program-program yakni peningkatan produksi ketahanan pangan, peningkatan populasi ternak, dan peningkatan produksi daging petelur.
Untuk meningkatkan hal tersebut Distanak Sulawesi Tenggara menyiapkan sumber daya manusia yaitu petani dan penyuluh agar bisa meningkatan produksi tersebut dan mendorong jumlah penyuluh agar bisa sesuai dengan wilayah yang ada.
Kemudian kapasitasnya juga bisa ditingkatkan, termaksud pengetahuannya, sehingga bisa melakukan pendampingan pada kelompok tani.
Mazhfia menjelaskan penyuluh pertanian harus mempunyai rencana kerja, penilaian kemampuan adalah tugas utama penyuluh untuk memotret kondisi kelompok taninya sudah sampai sejauh mana.
"Tugas kita di provinsi adalah memonitoring sudah sejauh mana pelaksanaannya, sebab indikator kinerja kita adalah naiknya kelas kemampuan kelompok tani dengan target satu tahun naik empat persen," jelasnya.
Dikatakan, untuk meningkatkan kapasitas penyuluh dan petani melalui pelatihan dan pembinaan yang bersumber dari program bantuan luar negeri dan juga kegiatan yang sifatnya reguler yang dibiayai oleh APBD dan APBN
"Jumlah penyuluh saat ini sebanyak 898 penyuluh yang tersebar di seluruh kabupaten dan kota. Ini sangat terbatas dibandingkan dengan jumlah desa di Sulawesi Tenggara. Idealnya satu penyuluh satu desa. Artinya kita masih kekurangan penyuluh," pungkasnya.
Laporan: Rhay