Iklan

iklan

Distanak Sulawesi Tenggara Kenalkan Prosedur Operasional Pembuatan Biosaka

Jumat, 15 Desember 2023 | 15:49 WIB Last Updated 2023-12-19T08:00:40Z

Distanak Sulawesi Tenggara kenalkan prosedur pembuatan Biosaka sebagai upaya alternatif pengganti pupuk non Organik. Foto: Ist

KENDARI, NOTIFSULTRA.ID
- Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Sulawesi Tenggara kembangkan Biosaka sebagai upaya alternatif pengganti pupuk untuk pertanian. 

Biosaka terdiri dari suku kata bio dan saka, bio yang artinya hidup dan saka singkatan dari selamatkan alam kembali ke alam adalah inovasi dari bahan baru-terbarukan yang tersedia melimpah di alam serta untuk pertanian berkelanjutan dan ramah lingkungan. 


Adapun prosedur operasional pembuatan Biosaka (SOP). 


A. Alat dan Bahan

1. Persiapan Alat


a. wadah (baskom/ember).

b. gayung

c. saringan

d. corong

e. gunting

f. botol/jerigen untuk wadah Biosaka


2. Persiapan Bahan:


a. Rumput-rumputan/daun-daunan yang sehat, sempurna, ukuran daun simetris, tidak terkena hama/penyakit, tidak bolong-bolong, tidak jamuran, ujung daun tidak kusam dan wama daun rata. Ambil agak ke pucuk/daun masih hijau, boleh diambil 2-4 daun dengan batangnya.


b. Jangan ambil rumput yang berduri agar tidak melukal tangan waktu meremas.


c. Rumput-rumputan/daun-daunan yang juga bagus adalah yang tumbuh di tempat ekstrim, tumbuh di pinggir jalan kering dan berbatu, di dinding/di tembak, pegunungan berbatu, di tanah PH rendah/masam, di lahan rawa dan air genangan sepanjang tahun, tanaman buah/pohon tumbuh di pinggir jalan dan selalu berbuah saat musim buah tanpa di pupuk, tanaman tumbuh di kadar garam tinggi, dan atau tanaman tumbuh sehat sempurna padahal tanaman lain di sekitar terserang hama. penyakit, jamur, dan lainnya.


Pendampingan pembuatan Biosaka kepada para petani sebagai upaya untuk mengurangi keterangan petani terhadap pupuk non Organik. Foto: Ist

d. Memulai dengan berdoa dan memilih rumput/daun minimal 5 jenis dari rumput/daun sekitar pertanaman, jenis dan warna rumput/daun bebas, tidak harus standar/ seragam karena setiap waktu dan tempat bisa berbeda-beda, memotong rumput/daun bisa menggunakan tangan manual atau gunting.


e. Banyaknya satu genggaman tangan untuk 1 wadah dalam satu kali pembuatan, 5% bahan dan 95% air atau sekitar 2,5 ons bahan rumput/daun dalam 5 liter air.


B. Proses Pembuatan:


1. Meremas didahului berdoa dan dilakukan dengan sabar, ikhlas, sepenuh hati dan fokus.


2. Campurkan bahan dengan air bersih sebanyak 2-5 liter dalam wadah yang sudah disiapkan (tanpa campuran bahan apa pun).


3. Lakukan peremesan dengan tangan kanan, sementara tangan kiri memegang pangkal bahan. Sekali meremas diikuti sekali memutar/mengaduk air ke kiri. Tangan kanan bergerak memutar air ke kiri (berlawanan arah jarum jam) sambil mengumpulkan bahan yang tercecer sambil tetap meremas.


4. Diremas sampai selesai, tidak berhenti, tidak sampai hancur batangnya, tangan tidak boleh diangkat, tangan tetap di dalam air dan tidak berganti orang. Lebih efektif pada saat meremas bahan Biosaka dilakukan secara bersama-sama dengan kelompok dari pada membuat sendiri- sendiri.


5. Meremas rumput tidak boleh menggunakan blender, mesin, ditumbuk tetapi harus menggunakan tangan, karena ada interaksi antara tangan dengan rumput sebagai makhluk hidup, sebagaimana halnya membuat cincau. Sehingga Biosaka tidak bisa dibuat pabrikan dan diperjualbelikan, karena semua petani bisa membuat sendiri.


Pendampingan pembuatan Biosaka kepada para petani untuk mengurangi ketergantungan pada pupuk non Organik. Foto: Ist

6. Peremasan dilakukan sampai ramuan homogen (sebenarnya hingga koheren/harmoni), disebut homogen karena menyatu antara air dengan saripati rumput/daun. Untuk larutan mencapai homogen perlu waktu kisaran 10-20 menit.


7. Ciri-ciri visual bahwa Blosaka disebut homogen: tidak mengendap, merata homogenitas dalam botol mulai dari bagian atas, tengah dan bawah; tidak timbul gas, tidak ada butiran, bibir permukaan membentuk pola cincin, ramuan Blosaka terlihat pekat dan mengkilap, diterawang tidak bening, bisa berwarna hijau/biru/merah sesuai dengan warna rumput/daun yang digunakan. Bagi Biosaka homogen yang sempurna bisa disimpan hingga 5 tahun.


8. Kepekatan ramuan Blosaka dapat diukur dengan menggunakan alat Total Disolved Solid (TDS), harganya murah dapat dibeli di toko maupun online. Mengukur dengan TDS, pada saat sebelum dan setelah diremas, peningkatannya/ deltanya, minimal 200 ppm, sebaiknya di atas 300 ppm dan untuk menjadi i homogen sempurna di atas 500 ppm. Ukuran TDS ini bukan satu-satunya cara untuk mengukur Biosaka homogen, tetapi hanya alat bantu saja. Masih banyak alat ukur yang lain, seperti dilihat visual 'niteni' atau metode kinesiologi atau metode lainnya.


9. Selanjutnya ramuan Biosaka disaring menggunakan alat saringan dan dimasukan ke dalam botol/jerigen menggunakan corong.


10. Ramuan Biosaka bisa langsung diaplikasikan dan sisanya dapat disimpan. Wadah ramuan Biosaka disimpan di tempat yang aman dan jauh dari jangkauan anak-anak.


C. Aplikasi Penyemprotan


1. Alat semprot harus bersih dari kandungan sisa pestisida, fungisida dan herbisida.


2. Dosis penyemprotan untuk padi dan Jagung 40ml/tanki semprot (kapasitas tankl 15-10 liter). Untuk aneka kacang dan umbi 30ml/tanki dan hortikultura 10ml/tanki. Untuk satu hektar lahan sekali aplikasi cukup 2-4 tanki sprayer.


3. Untuk padi dan jagung, aplikasi pertama pada umur 7-10 HST dan dilanjutkan 7 kali semusim dengan interval penyemprotan 10-14 hari dan untuk sayuran seminggu sekali.


4. Penyemprotan dilakukan dengan nozzle kabut di atas pertanaman, minimal 1 meter di atas tanaman, posisi nozzle menghadap ke atas, tidak boleh diulang-ulang. Bila penyemprotan tidak tepat (daun basah kena Biosaka, dosis berlebih) sehingga berdampak daun menguning/ menggulung atau lainnya, maka hari berikutnya dilakukan penyemprotan kembali dengan cara yang benar dan sesuai dosis anjuran, sehingga daun menjadi pulih dalam waktu 24 jam.


5. Waktu penyemprotan bisa pagi/siang/sore dan sebaiknya pada sore hari saat ada angin sehingga mudah menyemprot ngabut, perhatikan cuaca dan arah menyemprot mengikuti arah mata angin.


6. Penyemprotan cukup dari atas pematang dengan stik/gagang semprot dapat diperpanjang hingga 2-3 meter.


Prodak Biosaka yang sudah siap untuk di siram kepada tumbuhan pertanian. Foto: Ist

7. Aplikasi Biosaka efektif bila dibuat dan diaplikasikan di lokasi hamparan insitu dari bahan rumput/daun di sekitar. Jarak efektif aplikasi maksimal 20 km dan untuk lahan yang sudah berat/tidak sehat harus lebih dekat lagi. Biosaka tidak efektif diaplikasikan/ dikirim antara wilayah karena berbasis pengenalan agroekosistem.


Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Sulawesi Tenggara, Laode Rusdin Jaya mengatakan Ber-Biosaka adalah suatu usaha dalam melindungi, memperbaiki, menjaga alam dengan berbahan alam pula. 


Rusdin menambahkan bahan alam ini menjadi penyeimbang kelangsungan ekosistem, ekologi (rumah bagi seluruh mahluk) termasuk mikrobiologi, landungan di dalam bahan alam menjadi stimulus, stimulan, penyemangat, pembangkit semangat, menghidupkan energi yang tersimpan supaya bekerja. 


"Elemen alam ini masing masing mengandung dan memiliki kekuatan tersendiri dari bahan yg ada dan hidup didalamnya," jelasnya. 


Rusdin juga menjelaskan Elisitor Biosaka bermanfaat sebagai signaling dengan cara mengaktifkan sel-sel pada akar tanaman untuk tumbuh dan berproduksi.


Laporan: Rhay

iklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Distanak Sulawesi Tenggara Kenalkan Prosedur Operasional Pembuatan Biosaka

Trending Now

Iklan

Iklan

Iklan