Iklan

iklan

Distanak Sulawesi Tenggara Beber Empat Penyakit Hewan Menular Strategis Serang Ternak

Sabtu, 16 Desember 2023 | 23:43 WIB Last Updated 2023-12-19T15:50:48Z

Distanak Sulawesi Tenggara sebut empat penyakit hewan menular strategis (PHMS) yang telah menyerang ternak masyarakat. Foto: Ist

KENDARI, NOTIFSULTRA.ID
- Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Sulawesi Tenggara beberkan beberapa penyakit hewan menular strategis (PHMS) yang telah menyerang ternak dan hewan peliharaan masyarakat.

Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Sulawesi Tenggara, La Ode Muh. Rusdin Jaya mengatakan beberapa penyakit seperti African Swine Faver (ASF) yang menyerang ternak babi. 


Lalu, lanjut Rusdin, ada Jembrana menyerang khusus sapi bali, Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada sapi, kambing, serta Rabies pada anjing, kucing atau kera. 


"Saat ini di Sulawesi Tenggara sudah ada 4 PHMS yang terkonfirmasi telah menyerang ternak masyarakat melalui uji laboratorium balai besar veteriner Maros," jelasnya. 


Proses pemeriksaan ternak sapi dan pemberian vitamin untuk mencegah penyebaran virus Jembrana. Foto: Ist

Tercatat 200 ternak sapi bali mati karena terjangkit penyakit jembrana berdasarkan data periode Oktober 2023 di Sulawesi Tenggara. 


Sementara untuk penyakit ASF sendiri tercatat 356 ternak babi yang berada di Konawe Selatan mati setelah terjangkit virus ASF. 


Untuk PMK tercatat hanya ada 6 ternak sapi di Kabupaten Kolaka Timur yang terjangkit, dan rabies hanya ada 1 anjing di Kabupaten Kolaka yang tercatat kena rabies. 


La Ode Muh. Rusdin Jaya menjelaskan gejala pada babi yang terinfeksi ASF antara lain demam tinggi, kehilangan nafsu makan, depresi, muntah, diare, abortus (keguguran), radang sendi, pendarahan pada kulut dan organ dalam serta perubahan warna kulit menjadi ungu. 


Sementara itu, untuk gejala penyakit Jembrana diketahui berbeda dengan gejala penyakit lainnya seperti, demam (suhu badan sapi tinggi, berkisar antara 39° C-41,5° C), Pembengkakan hebat kelenjar limfe, Erosi (luka-luka) pada selaput lendir mulut, Diare yang sering bercampur darah dan sering terjadi sapi mengalami berkeringat darah.


Untuk penyakit PMK terdapat gejala, ditemukan lepuh yang berisi cairan atau luka yang terdapat pada lidah, gusi, hidung dan tercak atau kuku hewan yang terinfeksi, Hewan tidak mampu berjalan (pincang), Air liur berlebih, Hilang nafsu makan. 


Gejala pada anjing yang terkena rabies mengutip dari WebMD adalah, Terdapat perubahan perilaku, Demam, Kesulitan menelan, Air liur berlebihan, Gerakan sempoyongan, kejang hingga lumpuh, Sensitif terhadap stimulasi cahaya, gerakan dan suara, Mulut berbusa akibat akumulasi liur. 


La Ode Muh. Rusdin Jaya menambahkan hal ini menjadi atensi bersama terkait penyebaran PHMS di Sulawesi Tenggara, ia menyebut pihaknya telah menyampaikan surat ke Kementerian RI terkait dengan mengantisipasi penyebaran virus ini. 


Pengambilan sampel darah dan daging babi yang di indikasi terkena penyakit ASF. Foto: Ist

"Insyaallah untuk vaksin akan di bantu oleh kementerian," jelasnya. 


Ia berharap bulan 12 ini vaksin untuk virus Jembrana segera di salurkan agar penyebaran virus Jembrana ini tidak terlalu masif di beberapa kabupaten/kota yang lain.


Sementara itu, ungkap Rusdin, untuk vaksin Rabies telah di salurkan di beberapa kabupaten/kota se-Sulawesi Tenggara. 


Sementara itu Kepala UPTD Kesehatan Hewan, Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Sulawesi Tenggara drh Rakhwana membeberkan data perbulan Oktober penyebaran penyakit jembrana terbanyak ada di Kabupaten Konawe sebanyak 152 kasus. 


Lanjutnya untuk Konawe Selatan tercatat ada 27 kasus ternak sapi yang terkena penyakit jembrana, Kolaka Timur 16, Kolaka Utara dan Bombana 2 dan Kota Kendari terindikasi 1 kasus.


Laporan: Rhay



iklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Distanak Sulawesi Tenggara Beber Empat Penyakit Hewan Menular Strategis Serang Ternak

Trending Now

Iklan

Iklan

Iklan