Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Sulawesi Tenggara menggelar rapat koordinasi Penyusunan (ARAM) 2023. Foto: Ist
KENDARI, NOTIFSULTRA.ID - Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Sulawesi Tenggara menggelar rapat koordinasi Penyusunan Angka Ramalan (ARAM) produksi tanaman pangan tahun 2023.
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan (Distanak) Sulawesi Tenggara La Ode Rusdin Jaya menjelaskan salah satu Indikator Kinerja Utama (IKU) Distanak Sulawesi Tenggara adalah Jumlah Produksi Tanaman Pangan untuk Tujuh Komoditas Utama.
7 komoditi utama di Sulawesi Tenggara yaitu padi, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar, dengan sasaran indikator adalah meningkatnya jumlah produksi tanaman pangan.
Lanjut La Ode Rusdin Jaya, upaya pencapaian indikator kinerja utama tersebut tentunya tidak dapat dicapai dengan sendirian sehingga perlu adanya kerja sama dan kerja keras berbagai sektor serta stakeholder terkait baik Dinas Pertanian Kabupaten/Kota maupun Badan Pusat Statistik.
"Sebagai wali data yang akan membantu dalam mengakumulasi angka jumlah produksi tanaman pangan yang dihasilkan," jelasnya.
![]() |
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Sulawesi Tenggara saat memberikan sambutan dalam kegiatan Rakor Aram 2023. Foto: Ist |
Distanak Sulawesi Tenggara menaruh harapan besar untuk pencapaian swasembada tanaman pangan di Tahun 2024, tentunya hal ini perlu mendapat dukungan dari berbagai pihak terutama Dinas Pertanian Kabupaten/Kota beserta jajarannya untuk bisa bersama-sama dengan semangat dan tekad menjadikan Provinsi Sulawesi Tenggara mampu berdaulat dalam memenuhi kebutuhan
pangan.
Dalam rangka menghasilkan data yang berkualitas, ungkap La Ode Rusdin Jaya, perlu terus ditingkatkan kerjasama lintas sektor untuk mewujudkan data dan informasi yang berkualitas dan mampu menyajikan justifikasi yang memadai atas data dimaksud sehingga akuntabel dan diterima oleh masyarakat.
Pada rapat koordinasi ini, diharapkan dapat dianalisa faktor-faktor penyebab dan justifikasi capaian produksi tersebut untuk menghasilkan rumusan capaian produksi yang lebih berkualitas dan dapat
dipertanggungjawabkan.
Selain itu juga dapat menjadi bahan dalam melakukan evaluasi serta perbaikan yang akan menghasilkan kebijakan program dan kegiatan yang dinilai tepat sasaran dalam meningkatkan produksi tanaman pangan dimasa yang akan datang.
Bencana Kekeringan yang di alami pada penghujung tahun 2023 ini tentunya sangat berpengaruh bagi produksi tanaman pangan terutama untuk komoditas padi sawah.
![]() |
Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Sulawesi Tenggara bersama seluruh peserta Rakor Aram Tahun 2023. Foto: Ist |
Berbagai Langkah antisipasi serta
penanggulangan telah dimaksimalkan agar potensi kehilangan hasil yang diakibatkan bencana kekeringan bisa kita minimalisir guna pemenuhan produksi tanaman pangan.
Adapun angka produksi yang dicapai di Tahun 2023 untuk Komoditas Padi mencapai 478.887 Ton Gabah Kering Giling dengan luas panen 115.250 ha, dengan rata-rata produktivitas sebesar 4,15 Ton/Ha.
Berbagai isu terkait jumlah luas baku lahan sawah yang terus berkurang serta tingginya serangan OPT (Organisme Penganggu Tanaman) tentunya telah diupayakan dapat teratasi melalui penetapan LP2B (Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan) serta pembentukan Brigade Pengendalian OPT (Organisme Penganggu Tanaman).
Upaya untuk memperbaiki kualitas data dan informasi pertanian khususnya tanaman pangan, telah dilakukan berbagai upaya secara bersama antara pertanian dan BPS.
"Pelaksanaan ubinan bersama antara Koordinator Statistik Kecamatan (KSK) dan kepala pertanian kecamatan, program percepatan pengumpulan dan pengiriman data Survey Pertanian (SP) tanaman pangan, dan penyediaan insentif
petugas yang menangani data statistik tanaman pangan," ungkap La Ode Rusdin Jaya.
Selain itu juga telah dilakukan penandatanganan kerjasama dan nota kesepahaman antara dinas provinsi dan Dinas Kabupaten dalam percepatan pengumpulan data produksi tanaman pangan.
Rusdin berharap kedepan akan dapat menghasilkan hasil pengukuran dan penghitungan angka produksi dan informasi pendukungnya yang lebih cepat, tepat, akurat dan akuntabel tentunya hal ini sejalan dengan kebijakan pemerintah mengenai Satu Data Indonesia yang tertuang pada Peraturan Presiden Nomor 39 Tahun 2019.
"Yang dilatarbelakangi oleh Kebutuhan Pemerintah atas data sebagai dasar perencanaan, pelaksanaan, evaluasi serta pengendalian pembangunan di Indonesia," bebernya.
Rusdin juga mengucapkan terima kasih kepada Kepala BPS dan jajarannya atas kerjasama yang telah terjalin selama ini dengan baik yang diharapkan dapat terus dibina dan ditingkatkan dimasa mendatang guna kemajuan dan kesuksesan pertanian Indonesia dalam pencapaian swasembada Tanaman Pangan.
Laporan: Rhay