Iklan

iklan

Distanak Himbau Masyarakat untuk Lapor Jika Temukan Gejala Penyakit Jembrana pada Ternak

Jumat, 24 November 2023 | 13:41 WIB Last Updated 2023-11-29T05:55:21Z

Pelaksanaan vaksin untuk meningkatkan imun tubuh pada ternak dalam mencegah penyebaran virus Jembrana. foto: Ist

KENDARI, NOTIFSULTRA.ID
– Penyakit jembrana yang menyerang ternak sapi jenis Bali telah menginfeksi ratusan ekor sapi di Sulawesi Tenggara berpotensi masih akan menyebar. 

Penyebaran penyakit jembrana saat ini  berada beberapa kabupaten di antaranya Kabupaten Kolaka Timur, Konawe, Konawe Selatan, Kabupaten Kolaka Utara, Kabupaten Bombana, serta Kota Kendari. 

Gejala virus jembrana diketahui berbeda dengan gejala penyakit lainnya seperti: 

1. Demam (suhu badan sapi tinggi, berkisar antara 39° C-41,5° C),

2. Pembengkakan hebat kelenjar limfe,

3. Erosi (luka-luka) pada selaput lendir mulut,

4. Diare yang sering bercampur darah dan sering terjadi sapi mengalami berkeringat darah.

Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Provinsi Sultra, La Ode Rusdin Jaya mengungkapkan bahwa sapi yang terpapar virus jembrana ditandai dengan gejala-gejala tertentu.

Lanjut Rusdin, gejala yang dimaksud diantaranya kenaikan suhu pada hewan ternak, pembengkakan pada area tertentu, keluar darah ditelinga, tidak mau makan, diare disertai darah, keringat darah dan urin berwarna merah.

Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Sulawesi Tenggara himbau masyarakat untuk melaporkan jika temukan sapi dengan gejala Jembrana. Foto: ist

"Dan yang paling utama dia tiba-tiba mati atau mati mendadak. Kalau penyakit umumkan biasanya lama baru dia mati tapi jembrana ini menyerang tiba-tiba dan mati," ucapnya. 

Untuk itu, lanjut Rusdin, pihaknya menghimbau kepada peternak bila mendapati gejala klinis penyakit virus Jembrana pada ternaknya terkhusus sapi jenis bali, segera melapor ke petugas yang ada di dinas terkait atau yang berada di lapangan. 

“Jadi para peternak kita yang ada di Sulawesi Tenggara bila ada gejala-gejala yang menyerupai jembrana atau PMK segera melaporkan ke petugas petugas kita yang ada di kabupaten untuk segera di antisipasi, untuk dilakukan pengobatan secara cepat," jelasnya.

Ia juga mengimbau kepada masyarakat untuk tidak perlu panik maupun khawatir karena sapi yang sekalipun terpapar virus jembrana masih aman untuk dikonsumsi manusia. 

"Karena virus ini tidak dapat menular dari hewan ke manusia maupun sebaliknya," ungkapnya. 

Namun lanjut Rusdin, virus jembrana ini justru dikhawatirkan mengurangi populasi sapi di Sulawesi Tenggara dan dapat memberikan kerugian kepada para peternak. 

“Petugas kami di lapangan sudah melokalisasi keempat kabupaten itu, terutama hewan yang sudah ada ciri terinfeksi itu kita lokalisasi beri vitamin,” jelasnya.

Peternak sapi saat melakukan pemeriksaan terhadap ternaknya dalam mencegah penyebaran penyakit jembrana. Foto: Ist

Penyakit Jembrana merupakan penyakit yang hanya ditemukan di Indonesia, kasusnya pertama kali ditemukan di Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali pada tahun 1964, dan kini telah menyebar ke berbagai daerah di Indonesia.

Sementara itu, Kepala UPTD Kesehatan Hewan, Dinas Tanaman Pangan dan Peternakan Sulawesi Tenggara drh Rakhwana membeberkan data perbulan Oktober penyebaran penyakit jembrana terbanyak ada di Kabupaten Konawe sebanyak 152 kasus. 

Lanjutnya untuk Konawe Selatan tercatat ada 27 kasus ternak sapi yang terkena penyakit jembrana, Kolaka Timur 16, Kolaka Utara dan Bombana 2 dan Kota Kendari terindikasi 1 kasus. 

"Tapi kemarin kita koordinasikan kembali dengan Pemda Konawe katanya ada di satu desa di Kecamatan Puriala juga terindikasi ada penyebaran virus Jembrana pada ternak sapi," ungkapnya. 

drh Rakhwana menjelaskan untuk penyakit jembrana pihaknya belum memiliki alokasi vaksinasi bahkan hingga di tingkat kementerian untuk vaksin jembrana belum ada teranggarkan. Adv

Laporan: Rhay

iklan
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Distanak Himbau Masyarakat untuk Lapor Jika Temukan Gejala Penyakit Jembrana pada Ternak

Trending Now

Iklan

Iklan

Iklan